REPUBLIKA.CO.ID, SUZANO -- Dua laki-laki bertopeng membawa senjata, pisau, kapak dan panah masuk ke dalam sekolah di sebelah selatan Brasil. Pihak berwenang mengatakan dua laki-laki itu membunuh lima orang siswa dan dua orang dewasa sebelum bunuh diri.
Para pelaku diidentifikasi sebagai mantan siswa sekolah yang berada di pinggir kota Sao Paulo. Sebelum masuk ke dalam sekolah para pelaku juga membunuh dan menembak pemilik usaha mobil bekas yang berada di dekat lokasi kejadiaan.
Sekretaris Negara Brasil Joao Camilo Pires de Campos mengatakan selain lima orang siswa, seorang guru dan petugas administrasi juga tewas dalam kejadiaan ini. Ia menambahkan sembilan orang lainnya terluka dalam serangan ini.
"Ini hari yang paling sedih dalam hidup saya," kata de Campos, di Suzano, Kamis (14/3).
Polisi berjaga di luar Raul Brasil State School di Suzano, di pinggir kota Sao Paulo. Sejumlah siswa terluka akibat penembakan yang dilakukan dua remaja pada Rabu (13/3) waktu setempat.
Pihak berwenang mengidentikasi para pelaku adalah Guilherme Taucci Monteiro yang berusia 17 tahun dan Henrique de Castro berusia 25 tahun. "Yang menjadi pertanyaannya apa motivasi para mantan siswa ini?" kata de Campos.
Ibu Monteiro, Tatiana Taucci, memberikan kemungkinan jawabannya. Kepada Band News Taucci mengatakan putranya mengalami perundungan di sekolah. "Perundungan mereka menyebutnya, dia berhenti sekolah karena itu," kata Taucci sambil menutupi wajahnya.
Taucci mengaku terkejut dengan keterlibatan putranya dalam serangan ini. Seperti orang-orang lain ia juga baru tahu tentang penyerangan ini melalui televisi.
Beberapa menit sebelum melakukan penyerangan, Monteiro menggungah 26 foto di Facebook. Termasuk beberapa foto yang menunjukan ia sedang memegang senjata. Di beberapa foto ia mengenakan syal hitam dengan gambar tengkorak. Monteiro tidak menulis apa-apa di foto tersebut.
Lalu Facebook menutup halaman akun Facebook Monteiro. De Campos mengatakan dalam serangan tersebut Monteiro menembakan pistol kaliber 38 dan de Castro menggunakan panah.
Ia menambahkan tim forensik akan mencari tahu bagaimana para korban tewas. Pihak berwenang mengatakan para penyerang juga menggunakan bom molotov, pisau dan kapak.
"Selama 34 tahun menjadi polisi ini pertama kali saya melihat seseorang menggunakan panah otomatis seperti itu, ini sangat mengerikan," kata Kolonel Polisi Marcelo Salles.