REPUBLIKA.CO.ID, BEIRA -- Jumlah kasus kolera pasca Topan Idai di Beira, Mozambik melonjak menjadi 138 kasus. Menteri Lingkungan Mozambik Celso Correia mengklaim saat ini belum ada konfirmasi kematian warga akibat kolera di rumah sakit.
Namun, di luar rumah sakit terdapat dua orang meninggal dunia akibat dehidrasi dan diare. Sementara itu, Reuters melihat jenazah seorang anak dibawa keluar dari klinik darurat di Beira akibat diare akut yang bisa menjadi gejala kolera.
"Kami sudah menyangka ini akan datang, kami siap untuk ini, kami memiliki dokter," ujar Correia, Sabtu (30/3).
Pemerintah mengatakan, untuk pertama kalinya kasus kolera dikonfirmasi pada Rabu lalu. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, sekitar 900 ribu dosis vaksi kolera diperkirakan akan datang pada Senin mendatang.
Kolera merupakan endemik di Mozambik yang mewabah secara teratur selama lima tahun terakhir. Menurut WHO, Sekitar 2.000 orang terinfeksi wabah kolera yang berakhir pada Februari 2018 lalu. Tetapi skala kerusakan infrastruktur air dan sanitasi Beira, ditambah dengan populasinya yang padat menimbulkan kekhawatiran bahwa epidemi lain akan sulit untuk diturunkan.
Lembaga Nasional Penanggulangan Bencana Mozambik menyatakan, jumlah korban jiwa lokal dari badai tropis telah meningkat menjadi 493 orang, dari sebelumnya 468 orang. Jumlah korban tewas total di Mozambik, Zimbabwe dan Malawi menjadi 738 orang, serta banyak yang masih hilang.
"Masyarakat yang selamat mengandalkan air yang sangat tercemar, akibat banjir yang meluas dan sanitasi yang buruk sehingga menjadi lahan subur untuk wabah penyakit termasuk kolera," ujar Komite Palang Merah Internasional dalam sebuah pernyatan.
Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS) telah memberikan tambahan bantuan kemanusiaan untuk Mozambik sebesar 8,5 juta dolar AS, sehingga totalnya menjadi 15 juta dolar AS. Sekitar 50 personel militer AS telah dikirim ke Mozambik untuk membantu logistik, termasuk mengangkut makanan dan pasokan medis.