Jumat 05 Apr 2019 09:55 WIB

Kuba Kurangi Halaman Surat Kabar karena Kelangkaan Kertas

Menipisnya kertas impor membuat halaman surat kabar Kuba dikurangi.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
Bendera negara Kuba
Foto: AP
Bendera negara Kuba

REPUBLIKA.CO.ID, HAVANA -- Kuba mengatakan kelangkaan kertas memaksa mereka untuk mengurangi jumlah halaman dan sirkulasi beberapa surat kabar yang dimiliki pemerintah, termasuk surat kabar Partai Komunis Granma. Hal itu menyusul adanya krisis uang tunai karena kelangkaan kebutuhan pokok.

Pemerintah Kuba mengatakan berkurangnya halaman beberapa terbitan Ahad dan beberapa halaman harian Granma disebabkan karena semakin menipisnya kertas yang diimpor. Mereka juga tidak lagi menerbitkan surat kabar Persatuan Pemuda Komunis, Juventud Rebelde pada Sabtu (6/6) mendatang.

Baca Juga

Itu pertama kalinya Kuba mengurangi halaman surat kabar mereka sejak depresi 1990-an setelah jatuhnya sekutu terdekat mereka Uni Soviet. Rakyat Kuba harus mengantre selama berjam-jam untuk mendapatkan kebutuhan pokok seperti telur dan tepung setiap kali barang-barang itu ada di rak toko-toko.

Pada tahun lalu, Kuba memperkenalkan layanan aplikasi yang dinamakan 'Donde Hay' (Ada di Mana), sebuah aplikasi yang membuat penggunanya tahu kapan kebutuhan pokok dipasok. Upaya tersebut justru menciptakan kekacauan yang lebih besar lagi.

"Pada saat ini tidak ada apa-apa, dan pada akhirnya Anda meletakkan sesuatu di toko, ada antrean yang sangat panjang dan Anda harus mendapatkannya, setiap hari semakin buruk," kata warga Havana, Niurka Fontana yang tinggal di toko es krim, Jumat (5/4).

Sementara rakyat Kuba sudah lama menghadapi kekurangan pasokan barang-barang tertentu karena masalah pasokan eksternal dan rencana yang disfungsional, barang-barang kebutuhan dasar semakin langka dalam beberapa bulan terakhir ini. Awalnya obat-obatan lalu tepung dan minyak sayur, kini telur dan daging.

 

"Kini saya sudah memiliki resep antibiotik ginjal selama dua bulan, tapi Anda tidak akan bisa menemukannya di mana pun," kata seorang pensiunan Georgi Pi.

Kelangkaan membuat barang-barang di pasar gelap naik. Sehingga, tidak semua rakyat Kuba yang mendapatkan gaji rata-rata 30 dolar AS per bulan dapat menjangkaunya.

Pemerintah menyadari kelangkaan beberapa barang seperti obat-obatan, karena tidak adanya bahan baku impor yang dibutuhkan untuk memproduksinya. Kuba mengumumkan penghematan pada tiga tahun yang lalu.

Penghematan dilakukan karena rendahnya ekspor dan masalah likuiditas yang disebabkan semakin menurunnya bantuan dari Venezuela yang tengah berjuang mengatasi krisis ekonomi di negara mereka sendiri. Hal itu juga disebabkan embargo Amerika Serikat selama bertahun-tahun.

Di bawah kepemimpinan Donald Trump, AS kembali memperketat embargo ke Kuba. Selain itu ekspor layanan medis ke Brasil juga dihentikan sejak terpilihnya ekstrem kanan Jair Boslonaro sebagai presiden.

Ekspor dokter dan perawat dari Aljazair juga terancam berhenti. Hal itu mengingat unjuk rasa meminta yang Abdelaziz Bouteflika mundur belum juga surut. 

Bulan Desember lalu, Kepada badan legislatif Nasional Assembly, Presiden Kuba Miquel Diaz-Canel mengatakan  pemerintah akan memperketat penghematan. Menteri Ekonomi Alejandro Gil Fernandez pada bulan lalu mengatakan produksi telur baru-baru ini terdampak masalah impor makanan unggas.

Kuba akan mengimpor beberapa kebutuhan dasar dalam beberapa bulan ke depan. Fernandez mengatakan pemerintah juga akan mengambil langkah untuk menghindari penimbunan kebutuhan pokok.

Banyak toko-toko milik pemerintah yang sudah menjatah penjualan mereka. Hal itu menyulitkan restoran swasta yang tidak memiliki akses ke pasar grosir.

Rakyat Kuba mengatakan mereka sudah terbiasa dengan kekurangan kebutuhan pokok. Tapi beberapa orang khawatir hal itu akan semakin buruk lagi.

"Jika ada krisis di Venezuela, maka akan mempengaruhi kami secara langsung," kata pegawai pemerintah Carlos Perez.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement