Kamis 11 Apr 2019 14:22 WIB

Kaisar dan Permaisuri Jepang Rayakan Ultah Pernikahan Ke-60

Akihito dan Michiko menikah pada 10 April 1959.

Rep: rossi handayani/ Red: Dwi Murdaningsih
Kaisar Jepang Akihito dan Permaisuri Michiko
Foto: REUTERS/Toru Hanai
Kaisar Jepang Akihito dan Permaisuri Michiko

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Kaisar Jepang Akihito dan Permaisuri Michiko merayakan ulang tahun pernikahan mereka yang ke-60 pada Rabu (10/4). Ini berlangsung hanya tiga pekan sebelum ia turun dari takhtanya.

"Melihat ke belakang, setelah saya memulai perjalanan hidup saya sebagai anggota dewasa Keluarga Kekaisaran, saya bertemu dengan Permaisuri. Saya merasakan ikatan kepercayaan yang mendalam, saya memintanya untuk menjadi teman seperjalanan, dan saya telah melakukan perjalanan bersamanya sebagai mitra saya hingga hari ini," kata Akihito.

Baca Juga

Pasangan tersebut telah bertemu di sebuah turnamen tenis pada 1957 yang dikenang sebagai pertandingan cinta. Akihito dan Michiko menikah pada 10 April 1959.

Pernikahan tersebut menjadikannya kaisar masa depan pertama Jepang yang menikah dengan orang biasa. Keduanya membawa banyak perubahan ke monarki Jepang yang berumur 1.500 tahun.

Akihito dan Michiko mendobrak tradisi, terutama dalam memilih untuk membesarkan ketiga anak mereka. Kemudian mereka berbicara jauh lebih sering kepada publik, dan menebus kesalahan para korban perang di dalam, dan di luar negaranya.

Tidak seperti pendahulunya, Akihito dan Michiko hampir selalu bersama. Akihito berada di samping Michiko berbicara akrab dengan para korban bencana di pusat-pusat evakuasi, atau kepada penduduk di panti jompo atau penyandang disabilitas.

Interaksi mereka yang bersahabat telah memenangkan banyak perhatian di kalangan orang Jepang. Saat ini dikenal sebagai gaya "Heisei".

Akihito mendapatkan takhta pada 1989 setelah kematian ayahnya, Hirohito. Ayahnya merupakan kaisar terlama, dengan pemerintahannya selama 64 tahun, dari Perang Dunia II hingga pemulihan ekonomi Jepang setelah perang.

Dalam ucapan ulang tahunnya pada Desember, Akihito berterima kasih kepada orang-orang karena telah menerima, dan mendukungnya. Terutama pada Michiko atas dedikasi, dan pengertiannya selama bertahun-tahun untuk perannya.

"Saya juga benar-benar berterima kasih kepada Permaisuri, yang dirinya sendiri pernah menjadi salah satu dari orang-orang, tetapi memilih untuk berjalan di jalan ini bersamaku. Lebih dari 60 tahun yang panjang terus melayani dengan penuh pengabdian, baik Keluarga Kekaisaran dan rakyat Jepang," ucap Akihito, dengan suaranya bergetar karena emosi.

Sebagai kaisar, Akihito juga telah melakukan kunjungan yang belum pernah terjadi sebelumnya ke Filipina, dan pulau-pulau Pasifik lainnya, yang telah ditaklukkan oleh Jepang, dan mengalami kehancuran. Meskipun kaisar telah menghindari permintaan maaf secara langsung, ia secara halus meningkatkan ekspresi penyesalannya dalam pernyataan yang ditulis dengan hati-hati.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement