Senin 15 Apr 2019 14:51 WIB

Malaysia Lanjutkan Proyek Kereta Api dengan Investor Cina

Malaysia menurunkan biaya proyek kereta api yang dibiayai Cina.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nur Aini
Kereta MRT di Malaysia. (ilustrasi)
Foto: Wikimedia Commons
Kereta MRT di Malaysia. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PUTRAJAYA -- Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohammad mengatakan, investor Cina akan membantu mengurangi beban keuangan negara untuk membangun jalur kereta api yang melintasi semenanjung Malaysia. Sebelumnya, pemerintah Malaysia menghentikan proyek East Coast Rail Link karena persoalan pendanaan.

Namun, pada pekan lalu pemerintah menghidupkan kembali proyek itu setelah ada kesepakatan antara kedua pihak. Kesepakatan tersebut yakni perusahaan milik pemerintah China Communications Construction Ltd sepakat untuk memotong biaya sebesar sepertiga menjadi 44 miliar ringgit atau 10,7 miliar dolar AS. 

Baca Juga

Jalur kereta api yang menghubungkan pantai barat Malaysia dengan negara-negara pedesaan bagian timur, merupakan bagian penting dari inisiatif pembangunan infrastruktur Belt and Road. Mahathir mengatakan, pemerintah memilih untuk menegosiasikan kembali kesepakatan ketimbang membayar kompensasi sebesar 21,78 miliar ringgit atau 5,3 miliar dolar AS.

Mahathir mengatakan, biaya proyek dapat dikurangi dengan tajam sebesar 21,5 miliar ringgit atau 5,2 milair dolar AS. Menurutnya, hal tersebut menunjukkan bahwa biaya proyek kereta api itu telah meningkat di era pemerintahan Najib Razak yang memberikan kontrak utama kepada China Communications Construction pada 2016.

Setelah negosiasi, proyek kereta api saat ini akan menelan biaya 68,7 ringgit atau 16,7 juta dolar AS per kilometer. Biaya tersebut turun dari sebelumnya yakni 95,5 juta ringgit atau senilai 23,3 juta dolar AS per kilometer. 

Mahathir mengatakan, di bawah kesepakatan baru China Communications Construction akan membentuk perusahaan patungan dengan porsi 50:50 dengan Malaysia Rail Link untuk memberikan dukungan teknis dan berbagi risiko operasional. Keterlibatan China Communications Construction sebagai operator kereta api akan membantu menarik investasi Cina di sepanjang koridor jalur kereta api. 

Selain itu, China Communications Construction juga sepakat untuk mengembalikan sebagian dari uang muka sebesar 3,1 miliar ringgit atau 753,4 juta dolar, dengan 1 miliar ringgit atau 243 juta dolar AS harus dibayar selama dua bulan ke depan. Meskipun proyek kereta api akan dipersingkat 40 kilometer (24,8 mil) menjadi 648 kilometer (402,6 mil), Mahathir mengatakan jalur jalur ganda akan memiliki 20 stasiun dan memotong lima negara bagian. 

Penyelarasan baru itu juga berarti menghindari terowongan di pegunungan di negara bagian Selangor, yang merupakan tanggul kuarsa murni terpanjang di dunia. Proyek tersebut dijadwalkan rampung pada akhir 2026 dan sebagian besar dibiayai oleh Cina. Mahathir mengatakan, pemerintah masih menegosiasikan jumlah pinjaman dengan EXIM Bank China tetapi akan dikurangi secara substansial. Hal itu akan menghasilkan pembayaran bunga atas pinjaman yang lebih sedikit.

"Pemerintah juga mengambil keuntungan dari perjanjian untuk menyelesaikan pembelian minyak sawit oleh Cina," ujar Mahathir, Senin (15/4).

Pemerintah Mahathir telah memangkas atau meninjau proyek infrastruktur berskala besar. Hal itu untuk mengendalikan melonjaknya utang nasional yang sebagian besar disebabkan oleh korupsi pada pemerintahan sebelumnya. Terlepas dari pembangunan jalur kereta api, tahun lalu pemerintah juga membatalkan dua jaringan pipa yang didukung Cina senilai 9,3 miliar ringgit atau 2,3 miliar dolar AS. Pembatalan itu dilakukan setelah menemukan bahwa 90 persen dari biaya proyek telah dibayarkan, tetapi hanya 13 persen pekerjaan yang telah diselesaikan.

Pemerintah sedang menyelidiki apakah uang dalam proyek kereta api telah disalurkan oleh pemerintahan Najib untuk membayar hutang pada dana investasi negara 1MDB. Skandal keuangan besar-besaran di 1MDB menyebabkan hilangnya pemilihan koalisi Najib Mei lalu. Najib saat ini diadili karena beberapa tuduhan korupsi terkait dengan 1MDB.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement