Jumat 19 Apr 2019 14:19 WIB

Perdana Menteri Pakistan Rombak Kabinet Besar-besaran

Perdana Menteri Pakistan merombak kabinet

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nur Aini
Perdana Menteri Pakistan, Imran Khan.
Foto: EPA-EFE/Thomas Peter
Perdana Menteri Pakistan, Imran Khan.

REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD -- Perdana Menteri Pakistan Imran Khan melakukan perombakan kabinet besar-besaran. Terdapat 10 menteri yang dirombak dalam jajaran kabinet Khan. 

Di antara menteri yang diganti adalah Menteri Keuangan Asad Umar yang telah menjadi sekutu dekat Khan selama bertahun-tahun. Sebagai gantinya, Khan telah menunjuk Abdul Hafeez Shaikh yang sebelumnya pernah menduduki kursi menteri keuangan periode 2010-2013 di bawah oposisi Pakistan Peoples Party ketika berkuasa. Skhaikh merupakan seorang ekonom lulusan Universitas Harvard yang pernah bekerja selama bertahun-tahun di Bank Dunia. 

Baca Juga

Sebelumnya, Umar telah mengumumkan bahwa dia akan mundur dari menteri keuangan. Umar mengatakan, Pakistan tetap akan masuk ke dalam program Dana Moneter Internasional (IMF). Selain itu, dia mengingatkan bahwa penggantinya mendatang akan menghadapi pekerjaan dan tantangan berat di masa depan. 

"Tidak seorang pun dapat berharap dengan menteri keuangan baru segalanya bisa lebih baik dalam tiga bulan. Anggaran berikutnya akan menjadi sulit," ujar Umar kepda wartawan di Islamabad, Jumat (19/4).

Pernyataan Umar tersebut merujuk pada rencana pengeluaran tahunan negara yang akan diumumkan pada Mei mendatang. Umar yang telah diminta untuk berhenti pada Rabu malam mengaku optimis bahwa Khan adalah harapan terbaik bagi negaranya. 

Spekulasi bahwa Umar akan diganti telah marak selama beberapa bulan lalu. Sejumlah kelompok bisnis dan investor tidak senang dengan strategi Umar untuk mencari pinjaman jangka pendek dari negara sekutu seperti Cina dan Arab Saudi. 

Cina dan Arab Saudi menawarkan pinjaman jangka pendek senilai lebih dari 10 miliar dolar AS untuk melindungi cadangan mata uang asing dan mengurangi tekanan pada transaksi berjalan. Sebelumnya, Umar telah memimpin negosiasi dengan IMF, namun di sisi lain dia menghadapi kritik atas prospek ekonomi yang memburuk. 

Memburuknya perekonomian Pakistan ditandai dengan inflasi yang menyentuh level tertinggi dalam lima tahun. Selain itu, mata yang rupee juga turun sekitar 35 persen sejak Desember 2017. 

Pada bulan lalu, bank sentral memangkas estimasi pertumbuhan ekonomi Pakistan antara 3,5 persen hingga 4 persen hingga akhir Juni 2019. Estimasi itu berada jauh di bawah target pemerintah yakni 6,2 persen. IMF menyebut pertumbuhan ekonomi Pakistan cukup suram. IMF memprediksi pertumbuhan ekonomi Pakistan pada 2019 sebesar 2,9 persen dan 2,8 persen pada 2020.

Pakistan berada di ambang penandatanganan bailout IMF ke-13 sejak akhir 1980an dalam upaya mencegah krisis neraca pembayaran dan mengurangi peningkatan neraca transaksi berjalan serta defisit fiskal. Perekonomian negara di bawah pemerintahan Khan cukup goyah. Khan mendapat kecaman keras karena gagal memenuhi janjinya bahwa dia dapat menstabilkan perekonomian dan membawa kemakmuran bagi Pakistan. 

Menteri lainnya yang diganti oleh Khan adalah Menteri Komunikasi Fawad Chaudry yang beralih jabatan menjadi menteri sains dan teknologi. Sementara itu, pensiunan militer Brigadir Ijaz Ahmad Shah ditunjuk sebagai menteri dalam negeri dan pakar energi, Nadeem Babar ditunjuk untuk memimpin Kementerian Perminyakan. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement