REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD -- Perdana Menteri Pakistan Imran Khan pada Ahad (21/4) mengutuk keras serangan teror mengerikan di Sri Lanka saat perayaan Paskah. Serangan itu telah merenggut banyak nyawa selain melukai ratusan orang.
"Belasungkawa saya yang mendalam saya sampaikan kepada saudara-saudara rakyat Sri Lanka. Pakistan sepenuhnya memberi solidaritas buat Sri Lanka pada saat menyedihkan ini," kata perdana menteri tersebut di dalam satu cicitan sebagaimana dilaporkan Kantor Berita Pakistan, APP di Jakarta, Ahad malam.
Menurut kantor berita yang dioperasikan negara di Sri Lanka, tak kurang dari 138 orang tewas dan 400 orang lagi cedera dalam dua serangan bom yang terkoordinasi terhadap gereja dan hotel. Serangan terjadi saat pemeluk Kristen di negeri itu merayakan Paskah.
Di gereja St Sebastian di Katuwapitiya, sebelah utara Kolombo, 50 orang lebih tewas, kata seorang perwira polisi kepada media. Sementara banyak gambar memperlihatkan banyak mayat tergeletak di lantai, darah berceceran di bangku-bangku dan atap yang rusak.
Media melaporkan 25 orang juga tewas dalam serangan terhadap satu gereja di Batticaloa, di Provinsi Sri Lanka Timur. Tiga hotel yang diserang ialah Shangri-La Colombo, Kingsbury Hotel dan Cinnamon Grand Colombo. Belum jelas apakah ada korban di hotel-hotel tersebut.
Sembilan warga negara asing termasuk di antara orang yang meninggal dalam serangan tersebut, kata para pejabat itu.
Sejauh ini belum ada pihak mengaku bertanggung-jawab atas serangan di negara yang dilanda perang selama beberapa dasawarsa melawan pemberontak Tamil hingga tahun 2009 itu. Selama perang itu ledakan bom terjadi di Kolombo, Ibu Kota Sri Lanka. Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe menyerukan diadakannya sidang Dewan Keamanan Nasional di kediamannya Ahad siang.