REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Kedutaan Besar Cina di Sri Lanka mengeluarkan peringatan kepada warga Cina untuk tidak berpergian ke Sri Lanka dalam waktu dekat ini. Hal itu diumumkan pada Selasa (23/4) menyusul tragedi ledakan diduga bom bunuh diri di beberapa tempat di Sri Lanka, Ahad (21/4) lalu.
Melalui situs web resmi kedutaan Cina di Srilanka, jika warga Cina memaksa berpergian ke Sri Lanka, maka kedutaan akan kesulitan memberikan bantuan efektif mengingat risiko keamanan yang besar tengah terjadi kini.
Keduataan sebelumnya mengumumkan, empat warga Cina mengalami luka akibat serangkaian ledakan bom di Hari Paskah, Ahad lalu. Kendati demikian, hingga kini keempat korban luka dalam kondisi stabil. Cina merupakan investor utama di Sri Lanka.
Ledakan di hotel-hotel dan gereja - gereja, serta beberapa tempat di Sri Lanka telah menewaskan lebih dari 300 orang, dan melukai sedikitnya lebih dari 500 orang. Ibu Kota Sri Lanka, Kolombo hingga kini masih memberlakukan jam malam di tengah peringatan akan serangan lebih lanjut, dan kekhawatiran adanya kekerasan.
Hingga kini belum ada pihak yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut. Meski, pihak berwenang menyalahkan militan setempat yang diduga bekerja sama dengan jaringan asing.