REPUBLIKA.CO.ID, COLOMBO -- Pihak intelijen Sri Lanka ternyata sempat mendapatkan informasi terkait adanya rencana serangan oleh kelompok militan. Peringatan itu didapatkan oleh intelijen sekitar beberapa jam sebelum serangkaian serangan bom bunuh diri terjadi di Sri Lanka dan menewaskan lebih dari 300 orang.
Informasi itu diberikan oleh petugas-petugas intelijen India. Setelah mendapatkan informasi, pihak intelijen India segera menghubungi pihak intelijen Sri Lanka untuk memberikan peringatan waspada terhadap serangan dari kelompok militan.
Kontak antara intelijen India dan intelijen Sri Lanka itu terjadi hanya sekitar dua jam sebelum serangan peringatan pertama terjadi. Informasi itu telah dikonfirmasi oleh sumber dari departemen pertahanan Sri Lanka dan juga sumber dari pemerintahan India.
Salah satu sumber dari pemerintahan Sri Lanka juga mengungkapkan bahwa sebuah peringatan sudah dikirimkan oleh India pada Sabtu malam. Di sisi lain, seorang sumber dari pemerintah India juga mengungkapkan bahwa pesan peringatan serupa telah diberikan kepada agen intelijen Sri Lanka pada 4 April dan 20 April.
Hingga saat ini, pemerintah Sri Lanka maupun kementerian luar negeri India belum memberikan respons resmi terkait hal itu.
Sebelumnya, serangkaian serangan bom bunuh diri terjadi pada Minggu Paskah di Sri Lanka. Serangkaian serangan bom bunuh diri itu menewaskan 321 orang dan melukai sekitar 500 orang.
Ada tiga gereja dan empat hotel yang menjadi sasaran serangan bunuh diri pada Ahad pagi lalu. Serangan ini sontak membuat gempar Sri Lanka yang dikenal sebagai negara yang cukup damai, khususnya setelah perang sipil berakhir satu dekade lalu.
Kelompok militan ISIS mengklaim serangan bom bunuh diri di Sri Lanka sebagai perbuatan mereka pada Selasa. Akan tetapi, klaim yang mereka utarakan itu tidak disertai dengan bukti-bukti yang menunjukkan keterlibatan mereka dengan serangan yang terjadi di Sri Lanka.