Jumat 26 Apr 2019 10:48 WIB

Menhan Sri Lanka Mundur

Mundurnya Menhan Sri Lanka sebagai tanggung jawab karena gagal mencegah pengeboman.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Ani Nursalikah
Tentara Angkatan Laut Sri Lanka melakukan pemeriksaan keamanan terhadap pengendara motor di Kolombo, Sri Lanka, Kamis (25/4).
Foto: AP Photo/Eranga Jayawardena
Tentara Angkatan Laut Sri Lanka melakukan pemeriksaan keamanan terhadap pengendara motor di Kolombo, Sri Lanka, Kamis (25/4).

REPUBLIKA.CO.ID, KOLOMBO -- Menteri Pertahanan Sri Lanka Hemasiri Fernando mengundurkan diri dari jabatannya, Kamis (25/4). Pengunduran dirinya merupakan bentuk tanggung jawab karena gagal mencegah pengeboman yang merenggut nyawa 359 orang dan melukai 500 orang.

Fernando menyebut, ia mengundurkan diri sebagai tanggung jawab atas institusi-instusi yang berada di bawahnya. Namun, dia mengatakan tak ada kegagalan di pihaknya.

Baca Juga

Ia mengatakan, otoritas keamanan sebenarnya sudah menanggapi intelijen yang menyebut akan adanya kemungkinan serangan sebelum insiden pengeboman. "Kami sedang mengerjakannya. Semua lembaga sedang mengerjakan hal itu," ujar Fernando, Kamis (25/4).

Sebagian besar korban meninggal adalah orang Sri Lanka. Namun, pihak berwenang mengatakan setidaknya 38 orang asing juga tewas, banyak turis duduk untuk sarapan di hotel-hotel kelas atas ketika para pengebom menyerang.

Sebanyak 700 pengungsi Muslim Sri Lanka yang dianiaya akibat meningkatnya ketegangan komunal pascatragedi bom mengungsi. Mereka memilih bersembunyi dan melarikan diri dari kediaman mereka di kota pelabuhan Negombo, Sri Lanka.

Menurut laporan The Guardian pada Kamis (25/4) waktu setempat, sekitar 500 Muslim diantaranya telah dilindungi di satu kota (nama kota tidak disebutkan oleh Guardian). Di kota tersebut, para polisi memberikan penjagaan. Sedangkan di luar kota, puluhan penduduk memprotes dan menyerukan agar kelompok Muslim itu diusir dari daerah tersebut.

"Orang-orang ini harus ditarik keluar dari tempat ini. Kami tidak menginginkannya. Kami tidak membutuhkan pengungsi Pakistan,” kata seorang anggota dewan provinsi setempat, seperti dikutip dari The Guardian, Kamis (25/4).

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement