Kamis 02 May 2019 04:29 WIB

Mengenal Sosok Permaisuri Masako

Masako adalah mantan diplomat yang lancar berbahasa Inggris, Prancis, dan Jerman.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Ani Nursalikah
Permaisuri Jepang, Masako.
Foto: Chika Ohshima/Kyodo News via AP
Permaisuri Jepang, Masako.

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Jepang kini dipimpin Kaisar baru Naruhito. Istri Naruhito, Masako otomatis menjadi permaisuri baru Jepang. Masako adalah seorang wanita berusia 55 tahun yang mengenyam pendidikan di Harvard dan Oxford.

Ia adalah mantan diplomat dari kasta rendah yang menikahi putra pertama Kaisar Jepang Akihito. Langkahnya juga mengikuti mantan permaisuri yang juga dari rakyat jelata, Michiko.

Masako pertama kali bertemu Kaisar Naruhito pada 1986 di sebuah pesta untuk menyambut kunjungan Putri Spanyol Elena. Tahun lalu, keduanya merayakan 25 tahun pernikahan.

Masako Owada lahir di Tokyo pada 1963. Ia adalah putri seorang diplomat yang menghabiskan masa kecilnya di Moskow dan New York.

Ia lancar berbahasa Inggris, Prancis, dan Jerman. Keterampilannya di masa lalu juga turut andil dalam menyelesaikan perselisihan dagang antara Jepang, dan Amerika Serikat (AS). BBC merangkum, Masako juga pandai bermain softball, ski, dan tenis.

Laporan media mengatakan Masako merupakan satu dari hanya tiga wanita dari 800 pelamar yang lulus ujian masuk Kementerian Luar Negeri Jepang pada 1987. Ia meninggalkan kementerian setelah pertunangannya dengan Naruhito pada Januari 1993. Mereka menikah pada Juni 1993.

Sekitar 190 ribu orang kala itu menyambut pengantin baru ketika prosesi pernikahan mereka melewati jalan-jalan di pusat kota Tokyo. Perjalanan Masako dari rakyat biasa menjadi keluarga kekaisaran tidak selalu mulus. Masako mengalami keguguran pada 1999.

Dia kemudian melahirkan seorang anak perempuan, Aiko, pada 2001. Masako sempat mengalami depresi berat sebab melahirkan anak perempuan. Menurut undang-undang Jepang, bagaimanapun, kerajaan hanya mengizinkan anggota keluarga atau anak laki-laki yang naik tahkta kerajaan.

Masako tidak pernah lagi terlihat di depan publik sejak 2003 karena stress yang ia alami sekitar 15 tahun. Setelah melahirkan Putri Aiko ia tidak pernah lagi berada di depan publik karena tekanan untuk melahirkan anak laki-laki.

Naruhito pun berharap Permaisuri Masako perlahan-lahan dapat menjalankan perannya lebih luas lagi. Pada 2004 Naruhito mengkritik pejabat kekaisaran walaupun dengan sangat halus. Ia membantah pribadi dan karier Masako yang menyudutkannya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement