REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Pemerintah Cina mengonfirmasi enam warganya meninggal dalam serangan bom di Sri Lanka. Pernyataan tersebut dikeluarkan oleh Kedutaan Besar Cina di Kolombo, Selasa (30/4).
Diantara para korban yang meninggal, empat diantaranya adalah ilmuwan dari Chinese Academy of Science. Mereka berkunjung ke Sri Langka dalam rangka penelitian.
Selain itu, lima orang dari Chinese Academy of Sciences juga terluka dalam peristiwa itu. "Mereka telah kembali ke Cina untuk penanganan lebih lanjut," kata Kedutaan Besar Cina.
Atas peristiwa itu, Kedutaan Besar Cina di Sri Lanka mengungkapkan duka cita mendalam atas peristiwa teroris tersebut. Dilansir di CGTN, Rabu (1/5), pemerintah lokal menyatakan, pasukan keamanan Sri Lanka masih memberlakukan status keamanan tingkat tinggi atas peristiwa tersebut.
Sebelumnya delapan bom meledak di Sri Lanka. Para pelaku menargetkan tiga gereja, empat hotel, dan sebuah kompleks perumahan.
Dalam peristiwa tersebut, 253 orang meninggal dan ratusan lainnya luka-luka. Kepolisian Sri Langka telah mengejar pelakunya dan menyerbu sebuah pemukiman yang diduga menjadi markas para pelaku. Diduga pelaku bom di Sri Langka merupakan anggota National Thawheeth Jamaath (NTJ) yang telah berbaiat setia kepada ISIS.