REPUBLIKA.CO.ID, DHAKA— Bangladesh menangkap tiga tersangka dalam komplotan perdagangan manusia, Jumat (17/5) setelah puluhan migran asal negara Asia Selatan itu tenggalam dalam upayanya mencapai Eropa.
Penangkapan tersebut terjadi setelah kematian sedikitnya 65 migran yang tenggelam di Laut Tengah pekan lalu seusai berlayar dari Libya. Sekitar setengahnya adalah warga Bangladesh, yang tergiur janji manis pekerjaan yang menguntungkan di Eropa,
"Orang-orang ini mengumbar janji palsu dan mengambil keuntungan dari mereka yang ingin ke luar negeri," kata Sujoy Sarker, petugas Rapid Action Battallion, pasukan elite Kepolisian Bangladesh. Setiap korban membayar antara 4.700 hingga 6.000 dolar AS.
"Setibanya di Libya, beberapa dari migran dilatih mengemudikan kapal. Kapal-kapal ini, yang penuh sesak dengan orang, lantas berupaya menyeberangi lautan memasuki Eropa," kata Sarker kepada Thomson Reuters Foundation.
Bangladesh merupakan salah satu pengekspor tenaga kerja terbesar di dunia, dengan ribuan pencari kerja ke luar negeri setiap tahunnya.
Tetapi pencarian pekerjaan ini sangat tergantung pada calo ilegal yang bekerja di daerah perdesaan dan membuka peluang bagi perdagangan, kata para pegiat.