REPUBLIKA.CO.ID, CARACAS -- Presiden Venezuela Nicolas Maduro mengumumkan pembukaan kembali perbatasan Venezuela-Kolombia yang telah ditutup sejak 22 Februari. Maduro menegaskan tetap melindungi kemerdekaan sendiri.
"Saya memerintahkan pembukaan perbatasan Kolombia kami di provinsi Tachira pada Ahad ini. Kami adalah negara yang melindungi kemerdekaan kami dan hak untuk menentukan nasib sendiri," ujar Maduro melalui akun resmi Twitternya dilansir Anadolu Agency, Ahad (9/6).
Maduro telah menutup perbatasan Kolombia sehari sebelum pemimpin oposisi Juan Guaido membawa bantuan kemanusiaan dari Amerika Serikat (AS) ke negara. Maduro memblokir jembatan yang menghubungkan kedua negara dalam upaya pencegahan pendistribusian ratusan ton bantuan kemanusiaa ke negara yang dilanda krisis itu.
Jutaan warga Venezuela melarikan diri ke Kolombia untuk menghindari kekurangan makanan dan obat-obatan yang meluas di tanah air mereka. Mereka juga mencari pekerjaan lokal dan pindah ke negara-negara Amerika Latin lainnya untuk bertahan hidup.
Venezuela terjerumus ke dalam krisis ekonomi hingga politik yang mendalam sejak Januari, ketika pemimpin opoisis Juan Guaido meminta konstitusi untuk menjadi presiden sementara. Alasannya pemilihan kembali Nicolas Maduro sebagai presiden pada 2018 lalu tidak sah.
Ketegangan meningkat beberapa hari kemudian ketika Guaido menyatakan dirinya bertindak sebagai presiden, sebuah langkah yang didukung oleh AS dan banyak negara Eropa dan Amerika Latin. Sementara Turki, Rusia, Cina, Iran, Bolivia, dan Meksiko mendukung Maduro.
Pemerintah Kolombia mengatakan, pihaknya menyediakan migran Venezuela akses ke layanan dasar dan memperluas layanan kesehatan, pendidikan, dan utilitas publik. Kolombia menghabiskan setengah poin persentase dari produk domestik bruto tahunan untuk para imigran neagra tetangganya itu. PDB Kolombia pada tahun 2018 adalah sekitar 312 miliar dolar AS.