Seorang pria yang menderita luka bakar mengerikan hingga 95 persen dari tubuhnya telah menerima jenis perawatan yang pertama kali di dunia, yang dilakukan di Adelaide, setelah dokter bisa menumbuhkan kulitnya di laboratorium.
Poin utama:
• Perawatan yang dijalani Glenn Ogg melibatkan dua teknologi canggih yang dikembangkan di Adelaide• Cangkok kulit dari kepalanya digunakan untuk membuat 26 lembar kulit yang ditumbuhkan secara buatan
• Ia mampu berjalan untuk pertama kali di rumah sakit hanya 28 hari setelah kebakaran di rumahnya
Glenn Ogg, 33, terluka dalam kebakaran rumah di utara Australia Selatan pada Desember tahun lalu. Ogg mengatakan bahwa ia tak bisa mengingat banyak dari malam kebakaran itu, tetapi mendengar bahwa ia berjalan menjauh dari rumah dan jalan menanjak satu kilometer di jalan tanah.
Ia menunggu ambulans dengan tetangga dan ketika mobil itu tiba, ia berjalan ke ambulans dan duduk di tempat tidur. Ia kemudian diterbangkan ke Rumah Sakit Royal Adelaide di mana ia menghabiskan hanya sembilan hari dalam perawatan intensif.
"Rasanya seperti mimpi yang aneh ketika saya bangun 10 hari kemudian, tetapi saya butuh waktu lebih lama dari itu untuk benar-benar sepenuhnya memahami apa yang telah terjadi," kata Ogg.
Perawatan Ogg melibatkan dua teknologi mutakhir, yang keduanya dikembangkan di Adelaide oleh direktur unit luka bakar rumah sakit dan Profesor peraih penghargaan, John Greenwood.
Yang pertama, dikenal sebagai Biodegradable Temporising Matrix (BTM), adalah pengganti kulit dan segera mengobati luka bakar dalam yang dialami Ogg - 85 persen dari total luas permukaan tubuh - dan kemudian menerapkan perawatan itu.
Teknologi kedua adalah proses menumbuhkan apa yang disebut "kulit yang ditumbuhkan secara buatan komposit" di laboratorium, yang memakan waktu sekitar lima minggu. Untuk menumbuhkan kulit, cangkok diambil dari kulit kepala Ogg untuk membuat 26 lembar kulit.
Setelah kulit yang ditumbuhkan itu siap pada pertengahan Januari, Ogg mulai menjalani operasi untuk benar-benar menutup luka bakarnya.
"BTM bekerja dengan tidak hanya menahan luka bakar dalam kondisi sehat, tetapi memperbaikinya selama lima minggu untuk menumbuhkan [kulit] dan sangat penting dalam kelangsungan hidup awal dan kemajuan penyembuhan luka Glenn," kata Dr Greenwood.
"Setiap aspek dari bagaimana kedua teknologi ini bekerja sama telah membuat Glenn tak hanya bertahan, tetapi juga membuat pemulihan yang luar biasa dalam waktu kurang dari enam bulan."
Bisa berjalan setelah 28 hari
Meskipun tak memiliki kulit dan hanya ada BTM di luka-lukanya, Ogg mampu berjalan kaki pertama kali di rumah sakit hanya 28 hari setelah kebakaran terjadi.
"Dalam kasus serupa yang dilaporkan di Inggris, seorang pasien menghabiskan lebih dari 40 hari di ICU, meninggalkan rumah sakit setelah setahun, masih tak bisa berjalan," kata Dr Greenwood.
"Dalam banyak kasus pasien tak selamat dan, ketika mereka melakukannya, mereka biasanya bergantung pada ventilator selama berbulan-bulan, dan sering mengalami gagal ginjal parah akibat cedera jaringan."
Kulit komposit itu menutupi 50 persen dari total luas permukaan tubuh Ogg -yang sisanya ditutupi oleh campuran dari teknik cangkok standar.
"Tanpa mereka [unit luka bakar] dan fisioterapis, saya tak akan selamat," kata Ogg.
"Ini jalan yang panjang dan jalan yang sulit. Anda melewati beberapa jalur yang keras, tapi ada cahaya di ujungnya."
Ogg berkata ia merasa beruntung, dan "yang penting" menjadi orang pertama yang dirawat dengan teknik baru ini.
Uji coba klinis disetujui
Greenwood mengatakan ia mulai meneliti kedua teknik ini setelah merasa tertekan sehingga sejumlah kecil pasien mengalami cedera parah sehingga mereka tak bisa diobati.
Pasien dengan luka bakar hingga lebih dari 80 persen dari tubuh mereka biasanya tak memiliki cukup kulit yang tak terbakar yang kemudian bisa digunakan untuk cangkok kulit.
Uji klinis dari teknik kulit komposit ini telah disetujui dan akan dimulai di Rumah Sakit Royal Adelaide ketika Ogg meninggalkan rumah sakit tersebut.
Ia diperkirakan pindah ke Pusat Rehabilitasi Hampstead sekitar bulan depan.
Ikuti berita-berita lain di situs ABC Indonesia.