REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Seorang tentara Australia didakwa membocorkan rahasia negara ke wartawan ABC (Australian Broadcasting Corp). Pada Kamis (27/6), David William McBride hadir di persidangan yang digelar di Mahkamah Agung Wilayah Ibukota Australia.
Ia didakwa membocorkan rahasia tentang keterlibatan Angkatan Udara Australia di Afghanistan. McBridge dituduh memberikan data rahasia kepada wartawan. Kebocoran itu membuat polisi menyerbu markas ABC di Sydney bulan lalu.
Satu hari sebelumnya polisi menggeledah rumah wartawan News Corp Australia di Canberra untuk mencari dokumen rahasia. Penggeledahan tersebut dikecam karena dianggap sebagai intimidasi kepada media dan memicu kritikan meningkatnya budaya kerahasiaan di institusi-instutisi pemerintahan Australia.
Tiga organisasi media terbesar di Australia yakni ABC, News Corp Australia, dan Nine Entertainment mengumumkan akan menggabungkan kekuatan. Mereka menuntut reformasi hukum yang memperluas kebebasan pers dan perlindungan terhadap pembocor rahasia.
McBridge mengatakan ia senang ABC terlibat dalam kasusnya. Ia juga mendorong agar organisasi media lainnya juga ikut terlibat.
“Kami telah tersesat di Australia dan pemerintah sekarang bekerja untuk diri mereka sendiri daripada untuk kepentingan rakyat Australia,” kata McBridge, Kamis (27/6).
McBride mengatakan kasusnya memotivasi tiga organisasi media yang bersaing bersatu menuntut reformasi hukum. Media Australia ingin jurnalis dibebaskan dari undang-undang keamanan nasional yang diloloskan sejak 2012 karena dianggap 'akan membuat para jurnalis dipenjara hanya karena melakukan pekerjaan mereka'.
Media-media Australia juga menuntut surat perintah pengeledahan di Sydney dan Canberra. Baik ABC dan News Corp. mengajukan tuntutan terhadap surat perintah pengeledahan tersebut.
"Saya sangat senang, saya senang dan rakyat Australia harus senang, karena Australia akan bermanfaat sebagai masyarakat, kami butuh kebebasan pers, tanpa syarat dan gagasan bahwa mereka (media Australia) bekerja sama benar-benar membahagiakan," kata McBride.