REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL — Arkeolog Jerman dan Kurdi menemukan istana berusia 3.400 tahun di sebuah reservoir di Irak utara. Penemuan itu terjadi dalam kondisi cuaca kekeringan panjang di daerah itu.
Seperti dilansir Gulf Times pada Sabtu (29/6), bangunan yang ditemukan seluas 2.000 meter persegi itu, merupakan bagian dari Kerajaan Mitanni. Menurut Universitas Tuebingen, kerajaan itu merupakan bagian negara kuno, yang memerintah sebagian besar Suriah dan Anatolia.
Setelah penemuan itu, para arkeolog hanya memiliki waktu tiga pekan untuk memeriksa situs bangunan tersebut, sebelum ketinggian air di reservoir naik lagi. "Kami menggali secepat mungkin," kata arkeolog senior dari Universitas Tuebingen, Ivana Puljiz.
Saat permukaan air naik, situs bangunan itu akan tenggelam. Dia menggambarkan dinding bangunan kerajaan itu terbuat dari batu bata yang tingginya mencapai dua meter. Kemudian, ada lukisan mural berwarna merah dan biru di dalam situs tersebut. Dia mengatakan jenis lukisan yang terdapat pada situs itu, jarang ditemukan.
Selain itu, sebanyak 10 naskah runcing juga ditemukan di dalam gedung situs itu. Salah satu dari naskah itu menunjukkan bahwa istana pernah menjadi bagian dari kota tua Zachiku.
Situs itu milik wilayah otonomi Kurdi di Irak utara. Arkeolog Kurdi, Hassan Ahmed Kasim menganggap penemuan itu sebagai salah satu penemuan paling penting di kawasan tersebut dalam beberapa dekade terakhir.