REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Satu pengadilan Inggris telah menjebloskan delapan pemimpin komplotan yang memperdagangkan ratusan warga negara Polandia sebagai budak. Ini merupakan kasus penuntutan perbudakan modern yang belum pernah terjadi sebelumnya, kata pihak berwenang pada Jumat (5/7).
Komplotan itu memikat para korbannya untuk pergi ke Inggris dengan janji palsu bahwa mereka akan memperoleh pekerjaan dengan upah yang menarik dan memperoleh penginapan, hanya untuk memaksa bekerja sepanjang hari dengan upah rendah. "Mereka yang berusaha kabur disiksa atau diancam," kata pihak berwenang.
Pengadilan itu menjatuhkan hukuman terhadap lima orang lain awal tahun ini atas dakwaan serupa. Hukuman mereka berkisar antara tiga hingga 11 tahun.
"Ini merupakan penuntutan terkait perbudakan modern terbesar di Kerajaan Inggris dan mungkin di Eropa," kata Mark Paul dari CPS West Midlands dalam satu pernyataan.
"Skala operasi itu benar-benar mengejutkan, dengan jutaan pound dijaring oleh kelompok kejahatan sebagai hasil dari eksploitasi mereka yang sistematis terhadap anggota masyarakat Polandia yang rentan."
Banyak yang jadi mangsa karena mereka putus asa tak memperoleh pekerjaa, tunawisma atau kecanduan obat terlarang. Dikatakannya, para korban ditampung berdesak-desakan, kondisi yang mengenaskan dan dibayar sebesar 10 poundsterling atau setara 13 dolar AS per minggu.
Polisi setempat mulai melakukan investigasi ketika badan amal anti perbudakan Hope for Justice melihat peningkatan jumlah orang Polandia yang datang dan melaporkan kepada pihak berwenang.
Menurut CPS, para majikan hidup dan menghasilkan lebih dari dua juta pound dengan melakukan hal-hal seperti menahan upah dan memaksa korban mereka untuk mengklaim tunjangan pemerintah sebelum menahan uang sendiri.
"Komplotan itu tidak hanya mengambil uang para korban tetapi juga mencabut kebebasan mereka, menggunakan ancaman dan kekerasan untuk menakut-nakuti mereka dan mengendalikan hidup mereka," kata Paul.
Dia mengatakan apa yang terjadi di Inggris itu mengagetkan dan berharap pengakuan-pengakuan tersebut akan membantu menyingkap masalah dan berusaha memerangi perbudakan modern.
Inggris menjadi rumah bagi sedikitnya 136 ribu budak modern, menurut indeks Global Slavery yang dikeluarkan kelompok hak asasi manusia Walk Free Foundation, banyak yang bekerja di sektor bisnis mulai dari bar, pencucian mobil dan ladang.