REPUBLIKA.CO.ID, SAINT PAUL -- Anggota Kongres Amerika Serikat (AS), Ilhan Omar, disambut segerombolan pendukungnya saat tiba di Minnesota pada pekan ini. Omar baru saja mendapat serangan dari Presiden AS, Donald Trump yang memintanya untuk kembali ke asalnya.
Omar mendapatkan dukungan kuat dari pendukung di distriknya yang menyambutnya di Bandara Minneapolis-St Paul pada Kamis dengan teriakan, 'Selamat datang di rumah llhan'.
Dalam satu pekan ini terjadi perdebatan di Washington. Trump juga disebut berusaha menjauhkan diri dari teriakan 'mengirimnya kembali' yang terjadi pada saat kampanye politik di North Carolina pada Rabu.
Trump mengatakan kepada wartawan dia tidak senang tentang peristiwa itu, dan mengklaim bahwa dia mencoba untuk menghentikannya. Namun rekaman menunjukkan bahwa presiden melihat dengan diam selama lebih dari 10 detik saat kerumunan meneriakkan 'mengirimnya kembali'. Trump kemudian membela para pendukungnya pada Jumat.
"Mereka adalah orang-orang yang luar biasa. Itu adalah patriot yang luar biasa," kata Trump kepada wartawan di Gedung Putih, dilansir Guardian, Sabtu (20/7).
"Anda tahu apa yang membuat saya tidak bahagia, fakta bahwa seorang anggota kongres dapat membenci negara kita. Itulah yang membuat saya tidak bahagia," ucap Trump.
Sebelumnya pada hari itu, Trump kembali melakukan serangannya terhadap Omar. Dalam sebuah tweet Jumat pagi, Trump mencapnya sebagai 'Foul Mouthed Omar'.
"Sungguh menakjubkan bagaimana media berita palsu menjadi 'gila' atas nyanyian 'mengirimnya kembali' oleh kerumunan Arena di Negara Bagian North Carolina. Tetapi benar-benar tenang dan menerima yang paling keji dan menjijikkan pernyataan yang dibuat oleh tiga wanita Kongres Radikal Kiri," tulis Trump.
Dia merujuk bukan hanya pada Omar tetapi juga rekan-rekannya. Diantaranya Perwakilan Alexandria Ocasio-Cortez dari New York, Rashida Tlaib dari Michigan dan Ayanna Pressley dari Massachusetts.
Trump telah menyerang empat wanita kongres kulit berwarna awal pekan ini. Dia menyatakan mereka harus kembali, dalam tweet yang secara luas dikutuk sebagai rasis. Tiga dari wanita itu lahir di AS, sementara Omar merupakan warga negara Amerika yang dinaturalisasi, datang saat usia muda sebagai pengungsi Somalia.
Trump dan Partai Republik telah berulang kali menargetkan Omar saat pemilu 2020 dimulai. Ini sebagai tanda bahwa presiden dan pendukungnya sekali lagi akan menggunakan ras untuk menghidupkan basis mereka.
Kim Kardashian berbicara kepada media usai bertemu Presiden Donald Trump di Gedung Putih. Kim mengajukan usulan terkait program yang membantu kehidupan mantan napi di AS.
Di samping itu, pada sebuah konferensi pers Jumat, kanselir Jerman, Angela Merkel, mengatakan retorika Trump bertentangan dengan kekuatan Amerika. "Orang-orang dari kebangsaan yang sangat berbeda telah berkontribusi pada kekuatan rakyat Amerika, jadi ini adalah komentar yang sangat bertentangan dengan kesan tegas yang saya miliki," kata Merkel.
Politisi terkemuka Inggris, termasuk Jeremy Corbyn dan Sadiq Khan, juga menyatakan dukungan mereka untuk Omar, Tlaib, Ocasio-Cortez dan Pressley. Mereka menyatakan dalam sebuah surat yang mengutuk Trump karena menunjukkan rasisme yang terang-terangan, tanpa rasa malu.
Penolakan Trump untuk menghentikan serangannya terhadap Omar telah menimbulkan kekhawatiran atas keselamatan anggota kongres tersebut. Demokrat meminta otoritas AS untuk mengevaluasi keamanan Omar, serta keamanan tiga rekannya.
Ocasio-Cortez juga menuduh Trump membahayakan nyawa jutaan orang Amerika. " Retorikanya membahayakan banyak orang," kata dia.
"Ini bukan hanya tentang ancaman terhadap anggota Kongres individu. Ini adalah tentang menciptakan lingkungan yang tidak stabil di negara ini melalui retorika keras yang membuat siapa pun, seperti Ilhan, siapa pun yang percaya pada hak semua orang, dalam bahaya," ucapnya.
Omar juga tidak gentar dalam menghadapi serangan Trump saat berbicara kepada para pendukung di rumahnya. "Kami akan terus menjadi mimpi buruk bagi presiden ini. Karena kebijakannya adalah mimpi buruk bagi kami," kata Omar. "Kami tidak terhalang, kami tidak takut, kami siap," kata dia menegaskan.