REPUBLIKA.CO.ID, BRASILIA -- Ponsel atau telepon genggam Presiden Brasil Jair Bolsonaro telah diretas oleh sekelompok hacker. Peretasan tersebut juga menargetkan ponsel milik hakim senior dan jasa yang memimpin penyelidikan anti-korupsi.
"Saya diberitahu oleh Polisi Federal dan @JusticaGovBR (Kementerian Kehakiman) bahwa ponsel saya diserang oleh kelompok yang ditangkap pada hari Selasa (23/7). Ini adalah serangan serius terhadap Brasil dan lembaga-lembaganya. Semoga mereka dihukum dengan keras! Brasil tidak lagi menjadi negara tanpa hukum," ujar Bolsonaro dalam Twitternya, dilansir Guardian, Jumat (26/7).
Media Brasil melaporkan, Bolsonaro bersikeras menggunakan ponsel biasa ketimbang ponsel yang terenkripsi yang diberikan oleh dinas intelijen kepadanya. Bolsonaro beralasan, jika menggunakan ponsel terenkripsi maka dia tidak bisa mengakses media sosial seperti Twitter dan WhatsApp yang kerap dia gunakan.
Bolsonaro menyatakan bahwa dia tidak pernah menggunakan ponselnya untuk urusan keamanan nasional, diplomasi, maupun masalah sensitif lainnya. Dia mengaku selalu berhati-hati dengan informasi strategis.
"Saya selalu berhati-hati dengan informasi strategis. Mereka membuang-buang waktu saya," kata Bolsonaro.
Laporan peretasan tersebut muncul setelah terjadi kebocoran percakapan pada aplikasi pesan Telegram, antara Menteri Kehakiman Brasil Sergio Moro dengan pejabat lainnya. Laporan tersebut diterbitkan oleh situs website investigasi Intercept and Brazilian. Percakapan tersebut menunjukkan bahwa Moro memberikan masukan kepada jaksa penuntut dalam kasus korupsi terhadap mantan presiden Luiz Inacio Lula da Silva.
Empat orang telah ditangkap karena diduga meretas ponsel Moro dan pejabat lainnya. Surat kabar Brasil, Folha de S.Paulo melaporkan, salah satu dari terduga pelaku yakni Walter Delgatti Neto mengatakan kepada polisi federal bahwa dia telah mengirim percakapan yang diretas kepada pendiri Intercept, Glenn Greenwald. Namun, dia tidak meminta bayaran atas pengiriman percakapan tersebut. Terkait hal itu, polisi federal enggan memberikan komentar.
Neto menghadapi dakwaan pengadilan terpisah atas penggelapan, perampokan, perdagangan narkoba, dan penggunaan dokumen palsu. Sementara, Greenwald menegaskan, pihaknya tidak secara khusus meminta materi percakapan kepada Neto.
"Kami secara pasif menerima informasi dan kemudian melaporkannya," ujar Greenwald.