Ahad 04 Aug 2019 09:23 WIB

Tiga Warga Meksiko Jadi Korban Penembakan Texas

Lokasi penembakan berdekatan dengan pintu masuk migran ke AS.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
Penyelidikan kasus penembakan massal di Texas, AS
Foto: VOA
Penyelidikan kasus penembakan massal di Texas, AS

REPUBLIKA.CO.ID, MEXICO CITY -- Presiden Meksiko President Andres Manuel Lopez Obrador mengatakan tiga warga negara Meksiko menjadi korban penembakan di El Paso, Texas. Ia mengucapkan bela sungkawa kepada korban dalam penembakan yang terjadi di sebelah utara Meksiko itu.

"Insiden ini amat sangat disayangkan, saya tahu El Paso, Texas, saya tahu itu tempat yang sangat damai, masuk dalam kota-kota yang paling tidak keras di Amerika Serikat (AS)," katanya dalam video yang diunggah di Twitter, Ahad (4/8). 

Baca Juga

Ia menambahkan kota itu berbatasan langsung dengan Ciudad Juarez, sebuah pintu masuk berkumpulnya imigran yang ingin menyeberang ke AS. 

"Ada persaudaraan karena hidup berdampingan antara mereka yang tinggal di Ciudad Juarez dan El Paso," kata Lopez Obrador.  

Di Twitter, Menteri Luar Negeri Meksiko Marcelo Ebrard mengatakan ada enam warga Meksiko yang terluka dalam peristiwa itu. Termasuk seorang anak perempuan berusia 10 tahun. Kini Kementerian Luar Negeri Meksiko masih mencari orang-orang Meksiko yang dilaporkan berada di lokasi penembakan.  

Sebelumnya dilaporkan Juru bicara kepolisian El Paso, Texas, Enrique Carrillo mengatakan korban tewas penembakan di Walmart, pada Ahad (4/8) mencapai 20 orang. Penembakan terjadi terjadi di Walmart Mal Cielo Vista. 

Pihak berwenang termasuk polisi, pasukan negara bagian Texas, agen Badan Keamanan Dalam Negeri dan petugas perbatasan bergegas datang ke lokasi kejadian saat penembakan terjadi. Para pengunjung melarikan menyelamatkan nyawa mereka. 

Salah satunya Kianna Long yang saat itu sedang berbelanja dengan suaminya. Mereka mendengar suara tembakan. 

"Orang-orang panik dan lari, bilang ada penembakan, mereka lari ke dekat pintu, orang-orang berjatuhan di lantai," kata Long. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement