Senin 19 Aug 2019 17:50 WIB

10 Bom Meledak di Afghanistan pada Peringatan Kemerdekaan

Ledakan bomdi Afghanistan melukai 34 orang.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Nur Aini
Serangan bom di Afghanistan (ilustrasi).
Foto: Reuters
Serangan bom di Afghanistan (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Para pejabat menyatakan, serangkaian pemboman menghantam restoran dan lapangan umum pada Senin (19/8) di kota Afghanistan timur, Jalalabad, melukai setidaknya 34 orang. Ledakan bom tersebut terjadi saat negara itu menandai peringatan 100 tahun kemerdekaannya.

Tidak ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas 10 bom itu. Akan tetapi Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dan militan Taliban beroperasi di daerah itu.

Baca Juga

ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan bom akhir pekan pada sebuah resepsi pernikahan di ibu kota, Kabul. Dalam peristiwa tersebut 63 orang meninggal dan hampir 200 lainnya luka-luka.

Bom Jalalabad ditanam di dekat pasar tempat ratusan orang berkumpul setelah menghadiri acara Hari Kemerdekaan. Pejabat kesehatan senior Fahim Bashari mengatakan, setidaknya 34 orang terluka.

Presiden Ashraf Ghani, dalam pidato Hari Kemerdekaan di Kabul, meminta masyarakat internasional untuk berdiri dengan Afghanistan dalam membasmi sarang gerilyawan. "Pertarungan kita melawan Daesh akan berlanjut," katanya yang merujuk pada ISIS.

Ghani tidak menyinggung dalam pidatonya mengenai negosiasi antara Amerika Serikat (AS) dan Taliban tentang kesepakatan yang dapat menarik pasukan AS sebagai imbalan atas jaminan keamanan Taliban.

AS juga menginginkan komitmen Taliban dalam pembicaraan pembagian kekuasaan dengan pemerintah Ghani dan gencatan senjata. Sementara, Taliban telah menolak untuk berbicara dengan pemerintah.

Tetapi ada kekhawatiran di antara para pejabat Afghanistan dan pembantu keamanan nasional AS tentang penarikan pasukan AS. Afghanistan dikhawatirkan dapat terjerumus ke dalam perang saudara baru yang dapat memicu kembalinya pemerintahan Taliban dan militan internasional, termasuk ISIS.

Presiden AS, Donald Trump menarget dapat menarik semua pasukan AS dari Afghanistan sebelum pemilihan presiden 2020. Trump pada Ahad (18/8) menyebut serangan bom Kabul mengerikan dan menyatakan optimisme tentang pembicaraan tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement