Kamis 22 Aug 2019 18:12 WIB

Wisatawan China Semakin Minati Destinasi Wisata Eropa

Kunjungan wisatawan China ke negara Eropa naik 14 persen.

Red: Nur Aini
Wisatawan Cina (Ilustrasi)
Foto: Google
Wisatawan Cina (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Beberapa negara di Eropa turut menerima limpahan wisatawan asing asal China selain beberapa negara di Asia. Data statistik Akademi Pariwisata China (CTA) mengungkapkan bahwa pada semester pertama tahun ini sekitar 3 juta dari 81,3 juta wisatawan China ke luar negeri mengunjungi beberapa negara di Eropa.

Dilaporkan media lokal China, Kamis (22/8), angka itu naik 14 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Baca Juga

Eropa menerima limpahan turis dari China itu disebabkan oleh kemudahan pengurusan visa, banyaknya jadwal penerbangan, dan nilai tukar mata uang yang lebih bersahabat. Hal itu diungkapkan pernyataan bersama CTA dan Ctrip, penyedia layanan perjalanan wisata berbasis elektronik terbesar di China.

Pada 2018, lebih dari 6 juta warga China telah berwisata ke Eropa. Seperempat dari 20 tujuan utama wisatawan China di luar negeri berada di Eropa. Menurut Ctrip, Eropa telah menjadi tujuan favorit wisatawan asal China selain beberapa negara di Asia.

Ctrip menyebutkan bahwa Rusia, Italia, Prancis, Inggris, dan Jerman yang paling mendapatkan kunjungan wisman China selama paruh pertama tahun ini. Sedangkan, Kroasia, Latvia, Slovenia, Bulgaria, dan Estonia mengalami pertumbuhan pesat dalam mendapatkan kunjungan dari wisman China selama periode tersebut. Bahkan Kroasia mengalami kenaikan 540 persen kunjungan wisman China dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Sementara itu, gelombang unjuk rasa di Hong Kong telah berpengaruh terhadap sektor pariwisata kota kepulauan tersebut. Selama periode Juni-Juli 2019, pendapatan para pekerja pariwisata di Hong Kong turun hingga 74 persen, seperti hasil survei Ikatan Pemandu Pariwisata Hong Kong (HKTGGU).

Demikian halnya dengan jumlah kunjungan wisata di Hong Kong yang merosot hingga 74 persen, sebagaimana laporan Xinhua. Tarif hotel pun turun tajam akibat protes massa yang tidak berkesudahan itu.

"Kalau biasanya hotel standar di Hong Kong tarifnya 2.000 dolar HK, sekarang turun menjadi 600 dolar HK per malam," kata seorang pekerja agen perjalanan wisata di Guangzhou.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement