Senin 26 Aug 2019 11:05 WIB

200 Ribu Orang Kongo Divaksin Ebola

Sudah ada 1.900 orang meninggal dunia karena Ebola.

Rep: Zainur mahsir ramadhan/ Red: Dwi Murdaningsih
Deteksi Penyakit Digital telah digunakan untuk mengumpulkan data tentang wabah Ebola di Afrika Barat
Foto: Katherine Mueller/IFRC
Deteksi Penyakit Digital telah digunakan untuk mengumpulkan data tentang wabah Ebola di Afrika Barat

REPUBLIKA.CO.ID, GOMA -- Otoritas dan pekerja kesehatan Kongo telah memvaksinasi lebih dari 200.000 orang terkait Ebola di wilayah tersebut sepanjang Agustus ini. Penggunakan vaksin dari Merck ini diharapkan dapat membantu mengendalikan epidemi terburuk kedua di dunia itu.

Hingga kini angka yang dikeluarkan oleh komite Ebola dari pemerintah setempat menunjukan bahwa ada sekitar 204.044 orang yang telah diinokulasi sejak 8 Agustus. Selain itu, hingga kini ada total sekitar 1.980 orang dilaporkan meninggal karena wabah tersebut. 

Baca Juga

Masih ada sekitar 2.950 orang yang diduga telah terinfeksi. Kendati demikian, kasus yang dikonfirmasi secara klinis saat ini memang masih sedikit lebih rendah, yaitu 2.845 kasus.

Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS (HHS) mengatakan, pada Rabu lalu, pihaknya disebut akan mendanai pembuatan vaksin Ebola dari Merck & Co Inc yang disebut V920.  Vaksin lain dari Johnson and Johnson juga tersedia, tetapi pihak berwenang belum menyebarkannya. 

"Satu-satunya vaksin yang telah digunakan dalam epidemi ini hanya ada (satu) ... diproduksi oleh Merck," kata pernyataan dari salah satu anggota komite seperti dilansir Reuters, Ahad (25/8). 

Kasus wabah ini, tetap menjadikannya sebagai wabah dengan korban kematian terbesar kedua dalam sejarah penyakit. Sebelumnya, wabah tersebar pada 2014 hingga 2016 silam di Afrika Barat yang menewaskan 11.300 orang.

Ebola kini tampaknya masih berada di bawah kendali Kota Goma di Kongo. Kendati demikian, Ebola telah mengancam wilayah lainnya di negara tersebut. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement