Selasa 27 Aug 2019 14:43 WIB

Brasil Tolak Bantuan Dana Kebakaran Amazon dari G-7

Staf kepresidenan Brasil justru mencela Presiden Prancis Emmanuel Macron.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Ani Nursalikah
Api membakar kawasan hutan Amazon di Porto Velho, negara bagian Rondonia, Brasil, Ahad (25/8).
Foto: AP Photo/Eraldo Peres
Api membakar kawasan hutan Amazon di Porto Velho, negara bagian Rondonia, Brasil, Ahad (25/8).

REPUBLIKA.CO.ID, BRASILIA -- Pemerintah Brasil menolak bantuan dana dari negara anggota G-7 untuk menangani kebakaran hutan Amazon. “Kami menghargai (tawaran bantuan dana), tapi mungkin sumber daya itu lebih relevan untuk reboisasi Eropa,” ujar kepala staf kepresidenan Brasil Onyx Lorenzoni pada Senin (26/8), dikutip laman France 24.

Pernyataan Lorenzoni mengacu pada janji negara anggota G-7 memberikan dana sebesar 20 juta dolar AS kepada Brasil untuk mengatasi kebakaran Amazon. Alih-alih mengapresiasi, Lorenzoni justru mencela Presiden Prancis Emmanuel Macron.

Baca Juga

“Macron bahkan tidak bisa menghindari kebakaran yang dapat diperkirakan di gereja yang merupakan situs warisan dunia. Apa yang dia ingin ajarkan kepada negara kita?” ujar Lorenzoni mengacu pada kebakaran gereja katedral Notre-Dame pada April lalu.

Macron sempat mengatakan kebakaran Amazon merupakan krisis internasional. Menurutnya, masalah tersebut harus dibahas sebagai prioritas pada KTT G-7 yang digelar di Biarritz, Prancis.

Kebakaran hutan Amazon di Brasil telah mencetak rekor. The National Institute for Space Research (Inpe) menyebut, kebakaran hutan di sana telah meningkat 83 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama pada 2018.

Inpe mengatakan telah mendeteksi 72 ribu kebakaran di Amazon antara Januari dan Agustus. Itu merupakan jumlah tertinggi sejak pencatatan dimulai pada 2013. Inpe menyebut telah mengamati lebih dari 9.500 kebakaran hutan sejak Kamis pekan lalu.

Inpe menyangsikan kebakaran-kebakaran itu disebabkan atau dipengaruhi iklim. Mereka mencatat jumlah kebakaran tidak sesuai dengan yang biasanya dilaporkan selama musim kemarau. "Tidak ada yang abnormal tentang iklim tahun ini atau curah hujan di wilayah Amazon, yang hanya sedikit di bawah rata-rata," ujar peneliti Inpe Alberto Setzer, dikutip laman BBC, Rabu (21/8).

Kebakaran itu hampir dipastikan akibat ulah manusia. "Musim kemarau menciptakan kondisi yang menguntungkan untuk penggunaan dan penyebaran api. Tapi menyalakan api adalah pekerjaan manusia, baik sengaja atau tidak disengaja," kata Setzer.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement