Rabu 02 Oct 2019 12:26 WIB

Xi: Tak Satu Pun Dapat Guncang Cina

Parade militer menampilkan barisan tank, drone, dan rudal Dongfeng-41.

Garda kehormatan China sebelum dimulainya parade menandai 70 tahun kekuasaan Partai Komunis di Beijing, Selasa (1/10).
Foto: AP Photo/Ng Han Guan
Garda kehormatan China sebelum dimulainya parade menandai 70 tahun kekuasaan Partai Komunis di Beijing, Selasa (1/10).

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Dalam pidato pembukaan peringatan 70 tahun kekuasaan Partai Komunis Cina, Presiden Xi Jinping kembali mengulang retorika kebangkitan Cina. Xi yang mengenakan jaket abu-abu Mao Zedong menonton parade militer di Lapangan Tiananmen, Beijing, Cina.

"Tidak ada kekuatan yang dapat mengguncang status ibu pertiwi kami yang hebat dan tidak ada kekuatan yang dapat menghentikan kemajuan rakyat dan bangsa Cina," kata Xi dalam pidato yang disiarkan televisi nasional, Selasa (1/10).

Baca Juga

"Cina harus mempertahankan kemakmuran dan stabilitas yang langgeng di Hong Kong dan Makau, mempromosikan pengembangan hubungan damai dengan Taiwan yang memerintah sendiri, dan terus berusaha untuk reunifikasi lengkap tanah air," katanya menambahkan.

Naik limosin atap terbuka, Xi melewati puluhan truk yang mengangkut rudal, kendaraan bersenjata, dan perangkat militer lainnya. Tentara yang memakai helm dan peralatan tempur berteriak "halo, pemimpin!" dan "layanilah rakyat!", sementara Xi menjawabnya dengan "halo, kamerad".

Xi dan pejabat Pemerintah Cina lainnya, termasuk mantan presiden Hu Jintao dan Jiang Zemin, menonton parade militer dari atas Gerbang Surga Perdamaian di sebelah utara Lapangan Tiananmen. Parade militer ini menunjukkan kekuatan dan ambisi strategis Cina. Parade dilakukan setelah Xi berjanji dalam pidatonya untuk membiarkan Hong Kong mengatasi unjuk rasa pro demokrasi.

Kembali ke panggung, Xi menyaksikan barisan tank, drone, dan rudal yang berparade melewatinya. Di antara senjata yang dipamerkan adalah rudal balistik antarbenua Dongfeng atau DF-41, yaitu senjata pertahanan nuklir Cina yang diklaim dapat membawa beberapa hulu ledak nuklir sekaligus dan mampu menjangkau AS dalam waktu 30 menit.

photo
Presiden China Xi Jinping menyampaikan pidato saat makan malam peringatan 70 tahun berdirinya China di Great Hall of the People di Beijing, Senin (30/9).

Setelah parade militer, para penari tersebar memuji sejarah, prestasi, dan wilayah Cina yang dilewati, bersama dengan potret besar para pemimpin Cina sebelumnya dan Xi sendiri yang mendapat sorakan keras. Parade lebih dari dua jam melibatkan 15.000 tentara, 70 kendaraan hias, dan 100 ribu warga sipil.

Hal ini merupakan momen yang membanggakan bagi banyak warga Cina yang juga menonton di seluruh negeri melaluitelevisi. "Saya tidak terlalu mengetahui soal militer, tetapi saya terkesan oleh mereka," kata mahasiswa Shanghai, Meng Yichen, saat menonton di universitasnya.

"Saya menyukai pasukan wanita. Saya belum pernah melihat sebanyak ini sebelumnya. Jadi, melihat begitu banyak kali ini merupakan langkah maju yang bagus," katanya menambahkan.

Beijing berada di bawah pengamanan ketat. Polisi mengumumkan kepada penduduk yang rumahnya dilewati rute parade untuk tidak melihat keluar jendela mereka. Penduduk Cina memang biasa tidak diizinkan menghadiri pawai sebab pemeriksaan yang ketat diperlukan.

photo
Presiden China Xi Jinping bersiap menyampaikan pidatonya saat makan malam peringatan 70 tahun China di Great Hall of the People di Beijing, Senin (30/9).

Di balik puja-puji

Pada malam perayaan 70 tahun kemerdekaan Cina, media milik pemerintah menayangkan video yang berisi pujian warga asing kepada negeri mereka. Sementara itu, di sisi lain, penelitian terbaru menunjukkan persepsi tentang Cina di banyak negara Barat kian menurun.

Video-video itu ditayangkan pada Senin (30/9) malam, tepat satu hari sebelum parade militer 1 Oktober digelar. Dalam video-video itu warga asing yang disebutkan asal negaranya menyanyikan lagu patriotik dan memuji budaya serta pembangunan Cina.

"Saya mencintaimu, Cina," nyanyian paduan suara yang berisi warga Kanada, Jerman, dan Amerika dalam video yang direkam di timur Kota Nanjing.

Video itu diunggah stasiun televisi milik Pemerintah Cina, CCTV, di Youtube meski situs itu diblokir di Cina. Video lain memperlihatkan warga Thailand memuji film, teknik jembatan, dan makan tradisional Cina. Video itu dibubuhi tagar perayaan 70 tahun kemerdekaan Cina.

Video patriotik dirancang untuk meningkatkan dukungan terhadap Partai Komunis Cina yang berkuasa di Cina selama 70 tahun. Saat ini banyak pemerintah di dunia terutama Barat memiliki hubungan kurang harmonis dengan Cina karena berbagai sebab, mulai dari perang dagang, Hong Kong, sampai isu hak asasi manusia.

Laporan Pew Research Center yang dirilis pada Selasa (1/10) menyebutkan, dalam tahun-tahun terakhir persepsi beberapa negara termasuk AS terhadap Cina makin menurun. Persepsi di negara-negara yang memiliki masalah diplomatik dengan Negeri Tirai Bambu seperti Kanada, Swedia, dan Australia juga turun.

Jajak pendapat ini melibatkan 35 ribu orang dari 32 negara. Rata-rata 41 persen responden memiliki pendapat yang baik tentang Cina dibandingkan 37 persen yang memiliki pendapat kurang baik.

Rusia menjadi negara yang memiliki pendapat paling positif tentang Cina. Sebanyak 74 persen responden mengungkapkan pandangan positifnya terhadap Cina. Sementara itu, anak muda di seluruh dunia umumnya memiliki pandangan positif terhadap Negeri Panda ini. n lintar satria/fergi nadira/ap/reuters ed: yeyen rostiyani

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement