Ahad 06 Oct 2019 18:02 WIB

Iran akan Lawan Upaya AS Tekan Ekspor Minyak

AS menerapkan sanksi berlapis terhadap Iran.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Minyak Iran/ilustrasi
Foto: uskowioniran.com
Minyak Iran/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN – Pemerintah Iran mengatakan tidak akan menyerah pada tekanan Amerika Serikat (AS) yang ingin menekan ekspor minyaknya. Teheran menegaskan bahwa ekspor minyak adalah haknya yang legal.

“Kami akan menggunakan segala cara yang mungkin untuk mengekspor minyak kami dan kami tidak akan menyerah pada tekanan Amerika karena mengekspor minyak adalah hal legal Iran,” kata Menteri Perminyakan Iran Bijan Zanganeh pada Ahad (6/10).

Baca Juga

Ekspor minyak Iran diketahui telah terpotong lebih dari 80 persen sejak AS menerapkan kembali sanksi ekonominya tahun lalu. Sanksi itu dijatuhkan setelah Washington hengkang dari kesepakatan nuklir 2015 atau Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA).

AS tak hanya membidik ekspor minyak, tapi juga sektor keuangan, industri otomotif, dan logam mulia Iran. Sanksi berlapis itu semata-semata diterapkan agar Teheran bersedia merundingkan atau menegosiasikan kembali ketentuan JCPOA.

Namun alih-alih mematuhi tuntutan AS, Iran justru bertindak sebaliknya. Secara bertahap Teheran mengurangi komitmennya dalam JCPOA. Pada Juli lalu, Iran mengumumkan telah melakukan pengayaan uranium melampaui ketentuan yang ditetapkan JCPOA yakni sebesar 3,67 persen. Teheran mengklaim saat ini pengayaan uraniumnya telah mencapai lebih dari 4,5 persen.

Iran mengatakan level pengayaan itu memang masih sangat jauh dari yang dibutuhkan untuk memproduksi senjata nuklir. Namun, ia siap melanjutkan aktivitas pengayaan uraniumnya jika perekonomiannya masih dijerat sanksi AS.

Hal itu ditegaskan kembali juru bicara Organisasi Energi Atom Iran Behrouz Kamalvandi pada Ahad. Dia mengatakan, jika pihak-pihak Eropa yang terlibat dalam JCPOA tak memenuhi janjinya untuk melindungi perekonomian Iran dari sanksi AS, komitmen Teheran terhadap kesepakatan nuklir 2015 akan terus dikurangi.

“Kami akan melanjutkan rencana kami untuk mengurangi komitmen kami pada kesepakatan nuklir jika pihak lain gagal menepati janji mereka,” ujar Kamalvandi. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement