Sabtu 04 May 2024 11:40 WIB

Rusia: Sanksi-sanksi AS Hanya Dalih untuk Tahan Perekonomian Cina

Perusahaan yang berbasis di Cina dituduh membantu industri dasar pertahanan Rusia.

Rep: Lintar Satria/ Red: Gita Amanda
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengatakan ancaman sanksi AS kepada pengusaha Cina untuk menahan perekonomian Beijing. (ilustrasi)
Foto: EPA-EFE/MAXIM SHIPENKOV
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengatakan ancaman sanksi AS kepada pengusaha Cina untuk menahan perekonomian Beijing. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengatakan ancaman sanksi Amerika Serikat (AS) pada pengusaha-pengusaha Cina yang terlibat dengan Rusia hanya "dalih" untuk menahan Beijing.

Zakharova menjawab pertanyaan mengenai sanksi-sanksi yang dikeluarkan AS pada hampir 300 target termasuk perusahaan-perusahaan Cina yang dianggap membantu Moskow menghindari sanksi-sanksi Barat.

Baca Juga

"Perekonomian Cina mengganggu AS hingga ke tingkat ekstrem, jadi sanksi-sanksi AS harus dilihat sebagai upaya untuk mempertahankan kepemimpinan ekonominya sebab tidak ada peluang nyata untuk melakukannya dengan legal," kata Zakharova dalam konferensi pers mingguan, Jumat (4/5/2024).

"Rusia hanya dalih," tambahnya dilansir dari laman Reuters.

Sanksi-saksi Departemen Keuangan AS yang baru secara spesifik mengincar perusahaan-perusahaan di Cina, Azerbaijan, Belgia, Turki, dan Uni Emirat Arab yang dituduh memungkinkan Moskow membeli teknologi dan peralatan yang dapat digunakan untuk tujuan militer dan sipil dari luar negeri.

Departemen Luar Negeri AS juga memberlakukan sanksi pada empat perusahaan yang berbasis di Cina yang dituduh membantu industri dasar pertahanan Rusia. Termasuk dengan mengirimkan barang-barang penting ke entitas Rusia yang mendapatkan sanksi dari AS.

"Anda tahu, perdagang ini akan berlangsung dengan kecepatan penuh untuk meredistribusi pasar, agar Amerika Serikat dapat mempertahankan kecepatan pembangunannya sendiri," kata Zakharova mengenai sanksi-sanksi AS.

"Kurangnya sumber daya mereka mendorong mereka bertindak agresif," tambahnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement