REPUBLIKA.CO.ID, LUXOR — Negara Mesir telah mengungkap 30 peti mati kayu langka yang terpelihara dengan baik selama ribuan tahun. Peti mati kayu itu berada di Lembah Para Raja di sekitar Luxor.
Kementerian barang antik secara resmi meluncurkan penemuan yang dibuat di Asasif, sebuah necropolis di tepi barat Sungai Nil, pada konferensi pers dengan latar belakang Kuil Hatshepsut. “Ini adalah penemuan pertama di Asasif oleh tangan-tangan orang Mesir yang berdedikasi, yang terdiri dari para arkeolog, konservasionis, dan pekerja,” kata Ketua Dewan Tertinggi Barang Purbakala, Mostafa al-Waziri kepada wartawan, seperti yang dilansir dari Malay Mail, Ahad (20/10).
Ke-30 peti mati tersebut didekorasi dengan gambar laki-laki, perempuan, dan anak-anak. Ditemukan hanya satu meter di bawah tanah dan ditumpuk dalam dua baris.
Mereka diyakini milik anggota keluarga imam yang memiliki kedudukan tinggi. Waziri menjelaskan penggalian situs pada abad ke-19 telah mengungkapkan makam kerajaan, tetapi penemuan terakhir ini menghasilkan koleksi penguburan para imam.
Sarkofagus ini berasal dari Dinasti ke-22 yang didirikan sekitar 3.000 tahun yang lalu pada abad ke-10 SM. Meskipun telah dimakan usia, lukisan ular hitam, hijau, merah, dan kuning, burung, bunga lotus, dan hieroglif yang menutupi peti mati masih terlihat jelas.
“Kami hanya melakukan pertolongan pertama pada peti mati yang terawat baik ini. Mereka dianggap dalam kondisi sangat baik karena hampir tidak ada permukiman di sekitar lokasi,” kata pemulih kementerian barang antik setempat Saleh Abdel-Gelil.
Menurut Menteri Purbakala Khaled el-Enany, penemuan peninggalan Mesir kuno telah melambat setelah revolusi kebangkitan dunia Arab yang menggulingkan otokrat lama, Hosni Mubarak dan menjerumuskan negara dalam kekacauan politik. Tetapi beberapa pejabat tingkat tinggi pejabat , termasuk Presiden Abdel Fattah al-Sisi, dalam beberapa pekan terakhir menegaskan stabilitas Mesir menyusul protes langka dan kecil pada September yang mendapat tanggapan keras dari pasukan keamanan.
“Beberapa orang, kami tidak perlu menyebutkan nama, tidak menginginkan kami memiliki penemuan-penemuan ini yang mengesankan dunia. Penemuan ini sangat berharga untuk reputasi Mesir,” kata Enany.
Enany mengatakan koleksi penting Asasif akan dipindahkan ke Museum Mesir Grand yang baru dibuka tahun depan.
Mesir telah berusaha untuk mempromosikan warisan arkeologisnya dan penemuan baru-baru ini dalam upaya untuk menghidupkan kembali sektor pariwisata vitalnya. Namun, kritik menunjuk ke situs arkeologi dan museum yang menderita akibat kelalaian dan manajemen yang buruk.