Sabtu 26 Oct 2019 23:37 WIB

Palestina Puji Langkah Malaysia Buka Kedutaan di Yordania

kedutaan Malaysia dinilai dukungan perjuangan Palestina dan legitimasi internasional

Rep: Andrian Saputra/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Menteri Luar Negeri Palestina Riad Malki saat mengunjungi Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) di Den Haag, Belanda.
Foto: Reuters
Menteri Luar Negeri Palestina Riad Malki saat mengunjungi Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) di Den Haag, Belanda.

REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Menteri Luar Negeri Palestina, Riad Al Malki memuji Malaysia setelah Perdana Menteri Mahatir Mohammad menyatakan rencana negaranya yang akan membuka kedutaan besar di Yordania yang terakreditasi untuk Palestina. 

“Sikap Malaysia merupakan inisiatif yang diberkati pemimpin Malaysia yang berani, dengan visi komitmen untuk mendukung perjuangan Palestina dan legitimasi internasional,” kata Al Malki seperti dilansir kantor berita Wafa pada Sabtu (26/10). 

Menurut Al Malki pengumuman Malaysia tentang rencana membuka kedutaan membuktikan negara itu tak terintimidasi oleh berbagai tekanan beberapa kekuatan dunia. Ia pun mengungkapkan bahwa dirinya telah bertemu dengan Perdana Menteri Malaysia di sela-sela KTT ke-18 Gerakan Non-Blok di Baku, Azerbaijan. 

Al Malki pun mengaku dirinya mengucapkan  terima kasih atas nama pimpinan dan rakyat Palestina atas langkah berani yang diambil Malaysia. “pernyataan dan posisinya (Malaysia) memberikan kekuatan kepada rakyat kita dan memperkuat ketabahan mereka dalam menghadapi serangan Israel,” katanya. 

Sebelumnya Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad pada Jumat (25/10), mengatakan kedutaan tersebut akan ditempatkan di Yordania dan diakreditasi kepada Palestina. Menurut Mahathir, pemerintah sadar bahwa perkara tersebut bukan mudah dan sudah pasti Israel tidak membenarkan Malaysia membuka kedutaan di wilayah tersebut.“Oleh karena itu, kami akan membuka kedutaan di Yordania. Ini akan memudahkan kami menyalurkan bantuan kepada rakyat Palestina dengan lebih mudah,” katanya.

Tetapi, ujar dia, Israel akan mencari jalan untuk memastikan tidak ada bantuan sampai ke Palestina.”Ini jelas apa yang dikehendaki oleh rezim tersebut. Setiap hari, (Israel) berusaha mencengkeram kehidupan rakyat Palestina dan satu pendekatan yang kejam dan tidak berperikemanusiaan adalah dengan merampas lebih banyak tanah rakyat Palestina sehingga mereka tidak memiliki apa-apa,” katanya. 

Mahathir menyampaikan rencana tersebut pada KTT Gerakan Negara-Negara Nonblok (NAM) ke-18 di Baku, Jumat. Dia menegaskan Malaysia tidak setuju dengan tindakan Israel yang mengklaim Baitulmaqdis (Yerusalem) sebagai ibu kota negara mereka. Menurut dia, klaim itu mendapat dukungan dari sebagian negara Barat yang mengakui keputusan tersebut, selain berjanji akan memindahkan kedutaan masing-masing ke Yerusalem. 

“Malaysia tidak setuju dengan hal ini. Kami meminta negara anggota NAM yang telah berpindah ke Baitulmaqdis atau merencanakan untuk berbuat demikian supaya mempertimbangkan semula keputusan mereka,” kata Mahathir.

Sejauh ini, terdapat lebih 30 kantor diplomatik dan organisasi internasional yang dibuka di Palestina, baik di Ramallah maupun Gaza. Negara-negara yang membuka kantor pejabat di Ramallah kebanyakan adalah mereka yang mempunyai hubungan diplomatik dengan Israel. Saat ini, Palestina mempunyai kedutaan di Kuala Lumpur sementara perwakilan Malaysia untuk Palestina dirangkap oleh Kedutaan Malaysia di Mesir. Sidang Puncak NAM ke-18 yang diadakan di Azerbaijan mengusung tema "Berpegang Kepada Prinsip Bandung Bagi Memastikan Tindakan Konkret dan Mencukupi Terhadap Tantangan Kontemporer Dunia”.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement