Ahad 27 Oct 2019 12:25 WIB

Sopir Truk Didakwa Bunuh 39 Orang dalam Kontainer di Inggris

Sopir truk didakwa atas perdagangan orang, pelanggaran imigrasi, dan pencucian uang.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Nur Aini
Polisi forensik di lokasi temuan truk kontainer dimana di dalamnya terdapat 39 jenazah di Thurrock, Inggris Selatan, Rabu (23/10).
Foto: AP Photo/Alastair Grant
Polisi forensik di lokasi temuan truk kontainer dimana di dalamnya terdapat 39 jenazah di Thurrock, Inggris Selatan, Rabu (23/10).

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Polisi Inggris mendakwa seorang pengemudi truk, Maurice Robinson (25 tahun) atas temuan 39 mayat di dalam kontainer, di Essex, Inggris. Puluhan orang tersebut diduga tewas dalam upaya penyelundupan manusia.

Robinson ditangkap setelah mayat 31 laki-laki dan delapan perempuan ditemukan di Greys pada Rabu lalu. Polisi Essex menuduhnya melakukan perdagangan orang, pelanggaran imigrasi, dan pencucian uang.

Baca Juga

Dilansir laman BBC, Robinson diketahui berasal dari Laurel Drive, Craigavon, Irlandia Utara. Dia akan hadir di hadapan Pengadilan Magistrasi Chelmsford pada Senin. 

Sementara tiga tersangka lainnya yakni seorang pria dan seorang perempuan berusia 38 tahun dari Warrington, Cheshire, dan seorang pria berusia 48 tahun dari Irlandia Utara tetap dalam tahanan polisi. Ketiganya ditangkap atas dugaan pembunuhan dan konspirasi terhadap perdagangan manusia. Seorang pria berusia 20-an tahun juga ditangkap oleh polisi Irlandia di Dublin sebab "menarik" untuk penyelidikan Polisi Essex.

Polisi sebelumnya mengatakan identifikasi 39 orang yang meninggal tersebut akan berfokus pada dugaan mereka berasal dari Vietnam. Awalnya, polisi meyakini para korban sebagai warga negara China.

Namun, polisi kembali mengatakan ada "keterlibatan dalam jumlah besar" warga Vietnam sejak ditemukannya jenazah pada Rabu. Mereka mengatakan semua mayat kini telah dikeluarkan dari truk dan dalam pemeriksaan post-mortem.

Polisi Essex mengatakan, para korban membawa dokumen identitas yang sangat minim. Sehingga, petugas kepolisian hanya mengandalkan sidik jari, DNA, dan fitur-fitur khusus seperti tato atau bekas luka. 

Sebuah organisasi yang mewakilli komunitas warga Vietnam di Inggris, VietHome mengatakan telah menerima foto hampir 20 orang yang dilaporkan hilang. BBC pun mencoba menghubungi keluarga-keluarga dari warga Vietnam yang khawatir kerabat mereka termasuk di antara yang tewas.

Salah satunya termasuk keluarga Pham Thi Tra My (26 tahun) yang terakhir mengirim pesan keluarganya pada Selasa malam. Dalam pesan singkat yang dibagikan oleh orangtuanya, dia berkata: "Saya benar-benar minta maaf, Ibu dan Ayah.... perjalanan saya ke negeri asing telah gagal," tulisnya.

"Saya sekarat, saya tidak bisa bernapas. Saya sangat mencintaimu, Ibu dan Ayah. Saya minta maaf, Ibu," kata Pham Thi My. Sementara Nguyen Dinh Gia yakin putranya, Nguyen Dinh Luong (20 tahun) juga termasuk di antara 39 korban.

Kerabat dari orang ketiga Nguyen Dinh Tu juga telah menghubungi BBC mengatakan mereka belum mendengar kabar darinya. Ayahnya, Nguyen Dinh Sat mengatakan putranya memiliki utang sehingga memutuskan untuk bepergian ke luar negeri untuk mencari pekerjaan.

Pada Sabtu, keluarga seorang perempuan Vietnam berusia 19 tahun Bui Thi Nhung mengkhawatirkan dia mungkin ada di antara korban. Panjatan doa telah dilakukan untuknya selama kebaktian di Yen Thanh, di wilayah pantai tengah utara Vietnam.

Duta besar Vietnam untuk Inggris Tran Ngoc An mengunjungi Greys pada Sabtu pagi dengan petugas kedutaan. Pihaknya mengadakan pertemuan dengan Polisi Essex dan dewan lokal. Duta Besar juga telah berbicara dengan Menteri Dalam Negeri Priti Patel tentang peristiwa tersebut.

Dalam sebuah pernyataan, kedutaan mengatakan ada kesediaan untuk bertukar informasi dan berkoordinasi dengan otoritas Inggris untuk membantu mengidentifikasi para korban. Ia menambahkan bahwa belum ada konfirmasi resmi tentang identitas para korban.

Sementara Perdana Menteri Vietnam Nguyen Xuan Phuc meminta pihak berwenang terkait untuk segera menetapkan identitas para korban dan memeriksa kasus-kasus warga negara Vietnam yang dikirim ke luar negeri secara ilegal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement