Selasa 05 Nov 2019 18:38 WIB

Jerman: Dunia Harus Bersatu dalam Perjanjian Iklim

AS sudah mengirimkan surat ke PBB untuk memproses penarikan AS dari Perjanjian Paris.

Rep: Lintar Satria/ Red: Ani Nursalikah
Suhu bumi makin memanas akibat perubahan iklim.
Foto: republika
Suhu bumi makin memanas akibat perubahan iklim.

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Jerman mengatakan keputusan pemerintah Amerika Serikat (AS) keluar dari Perjanjian Paris cukup disesalkan. Tapi mereka tidak terkejut dengan langkah yang diambil pemerintahan Presiden AS Donald Trump tersebut.

Menteri Lingkungan Jerman Svenja Schulze mengatakan AS telah mengumumkan menarik diri dari kesepakatan mengatasi iklim sejak dua tahun yang lalu. "Beruntungnya mereka masih sendirinya yang melakukannya," kata Schulze, Selasa (5/11).

Baca Juga

AS sudah mengirimkan surat ke PBB untuk memproses penarikan AS dari Perjanjian Paris. Hal ini menjadi langkah pertama yang perlu dilakukan untuk mengeluarkan AS dari perjanjian global dalam mengatasi perubahan iklim.

Keputusan ini bagian dari strategi Trump untuk mereduksi birokrasi dalam industri Amerika. Tapi di saat yang bersamaan, ilmuwan dan pemerintah negara lain di seluruh dunia mendesak untuk melakukan sesuatu yang lebih besar dalam mengatasi dampak pemanasan global. Schulze mengatakan efek domino yang dikhawatirkan terjadi setelah Trump mengumumkan keputusannya.

"Seluruh dunia lainnya bersama-sama melindungi iklim, " kata Schulze dalam pernyataannya.

Ia juga menyinggung tentang masuknya Rusia sebagai eksportir bahan bakar fosil ke Perjanjian Paris. Pada 2015, hampir 200 negara menandatangani perjanjian untuk menjaga iklim dibawah dua derajat Celsius sampai akhir abad mendatang.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement