REPUBLIKA.CO.ID, MEXICO CITY -- Mantan presiden Bolivia Evo Morales menyalahkan pihak oposisi atas timbulnya korban jiwa. Menurutnya oposisi bertanggung jawab atas terbunuhnya korban sipil selama aksi demonstrasi sejak dia meninggalkan Bolivia. Morales menyebut oposisi yang memegang kendali sebagai diktator.
"Kediktatoran presiden interim yang memproklamirkan diri sebagai Presiden Jeanine Anez, pemimpin oposisi Luis Fernando Camacho dan mantan presiden Carlos Mesa telah menyebabkan 30 kematian dan belasan orang terluka dari penindasan polisi dan angkatan bersenjata," cicit Morales dalam akun resmi Twitternya yang dikutip Anadolu Agency, Kamis (21/11).
Morales juga mendesak Komisi Antar-Amerika untuk Hak Asasi Manusia dan PBB mengecam dan menghalangi pembantaian saudara-saudara pribumi. Sebab, mereka hanya meminta perdamaian, demokrasi dan penghormatan terhadap kehidupan damai pada saat demonstrasi.
Pada Selasa lalu, pengunjuk rasa memblokir akses ke sebuah pabrik gas di dekat ibu kota La Paz. Oleh karenanya, pasokan bahan bakar terputus.
Polisi dan pasukan militer kemudian menindak demonstran. Setidaknya tiga orang tewas dan 30 lainnya cedera selama konfrontasi, menurut kantor ombudsman di Bolivia. Morales mengatakan jumlah korban jiwa dari kerusuhan politik naik menjadi 30 orang, bukan 26 orang, seperti yang dilaporkan beberapa laporan lainnya.
Kekacauan di Bolivia dimulai pada Oktober ketika Morales memenangkan masa jabatan keempat sebagai presiden. Dia menghadapi perlawanan langsung dari partai-partai oposisi yang menantang hasil pemilu. Para pengunjuk rasa turun ke jalan mengklaim surat suara itu dicurangi.
Setelah beberapa pekan pergolakan, Morales mengundurkan diri di bawah tekanan militer dan pindah ke Meksiko tempat ia ditawari suaka politik. Anez dari partai konservatif kemudian menyatakan dirinya sebagai presiden sementara.
Demonstrasi publik belum mereda sejak Morales meninggalkan negara itu. Namun sebagian besar pendukung pro-Morales dari perdesaan dan pribumi turun ke jalan di berbagai daerah termasuk La Paz serta Sacaba dan Cochabamba. Pendukung Morales bersikeras penggulingan mantan presiden terpilih adalah kudeta.