Sabtu 23 Nov 2019 19:00 WIB

Para Ibu Pelaku Mogok Makan di Nikaragua Dibawa ke RS

Sembilan ibu di Nikaragua menuntut pembebasan anaknya dengan aksi mogok makan

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Mogok makan (Ilustrasi)
Foto: Antara
Mogok makan (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MANAGUA -- Sembilan ibu-ibu Nikaragua yang melakukan aksi mogok makan dan menjadi simbol aksi protes di negara Amerika Tengah tersebut pada Jumat (22/11) dibawa ke rumah sakit dalam kondisi stabil. Keterangan itu diperoleh dari dokter yang merawat mereka dan wartawan Reuters.

Sembilan ibu bersama dengan tiga pegiat yang menentang Presiden Nikaragua Daniel Ortega menghabiskan sembilan hari terkunci di sebuah gereja di Kota Masaya. Mereka melakukannya untuk menuntut pembebasan anak mereka yang dianggapnya menjadi tahanan politik.

Baca Juga

Pada Jumat sekelompok pengunjuk rasa dan seorang pastor Katolik di gereja tersebut dibawa ke rumah sakit di ibu kota oleh seorang perwakilan dari Vatikan untuk mendapat perawatan.

"Semuanya dalam kondisi stabil. Beberapa di antaranya mengalami dehidrasi akibat mogok makan yang berkepanjangan dan dua lainnya dalam observasi perihal kondisi kronis mereka," kata Mar­a Eugenia Espinoza, dokter selaku direktur Rumah Sakit Vivian Pellas kepada wartawan.

Father Edwin Romin, pastor yang bergabung dengan para ibu, mengadukan ke media sosial bahwa setelah para ibu tersebut mulai melakukan aksi mogok, polisi memutus aliran listrik dan air di gereja tersebut serta mencegah warga setempat membantu mereka.

Sejumlah gereja di Nikaragua berubah menjadi medan pertempuran politik dalam beberapa pekan belakangan di tengah aksi protes yang berkecamuk selama lebih dari satu setengah tahun. Organisasi Amerika Serikat (OAS) dan PBB pekan ini memperingatkan situasi HAM kritis di negara terbesar Amerika Tengah tersebut saat aksi protes meningkat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement