REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Ketua Partai Liberal Demokrat Inggris Jo Swinson menuduh Perdana Menteri Boris Johnson mengeluarkan serangkaian kebohongan. Ia juga mengatakan Johnson membawa kantor perdana menteri 'melalui jalan berlumpur'.
"Boris Johnson tidak cocok menjadi perdana menteri. Tidak hanya karena ia tidak peduli, tidak hanya karena ia berbohong, tapi juga karena ia terlibat dalam memicu perpecahan dan ketakutan di masyarakat kami," kata Swinson dalam pidatonya di London, Jumat (29/11).
Menjelang pemilihan umum 12 Desember, oposisi memang semakin intensif menyerang Johnson. Jajak pendapat menunjukkan pemimpin dari Partai Konservatif itu masih unggul dibandingkan lawan-lawannya.
Johnson takut setelah menolak ikut berdebat dengan oposisi utamanya Ketua Partai Buruh Jeremy Corbyn dan pemimpin partai lainnya. Ia juga menolak untuk melakukan wawancara dengan televisi.
Stasiun televisi Channel 4 mengganti Johnson dan pemimpin Partai Brexit Nigel Farage yang menolak hadir dalam debat bertema perubahan iklim. Karena jajak pendapat menunjukkan Johnson masih unggul, Partai Konservatif mencoba menahan perdana menteri tidak salah berucap.
Tidak hanya menolak ikut debat, sejauh ini Johnson juga satu-satunya pemimpin partai yang tidak setuju melakukan wawancara satu lawan satu dengan jurnalis BBC Andrew Neil. Pada pekan lalu Niel mencecar Corbyn dalam isu tuduhan anti-Semit.
Partai Konservatif mengeluh Channel 4 menolak Johnson digantikan dengan menteri dalam debat perubahan iklim. Channel 4 mengatakan acara itu hanya untuk para pemimpin.