Rabu 11 Dec 2019 16:13 WIB

Proses Evakuasi Korban Tewas di White Island Alami Kesulitan

Pemantauan dari udara menunjukkan tidak adanya tanda-tanda kehidupan di pulau itu.

Red:
.
.

Seorang pilot yang sebelumnya sudah mengevakuasi korban cedera karena letusan gunung di White Island Selandia Baru mengatakan siap kembali ke lokasi untuk mengambil jasad korban tewas.

Proses evakuasi Korban White Island

 

Baca Juga

Polisi masih melarang tim bantuan untuk mendekati pulau tersebut dengan mengatakan siapa saja yang mendatangi pulau tersebut menghadapi "bahaya kimia serius."

Namun pilot helikopter Mark Law mengatakan dia siap untuk mendarat dan memperkirakan proses pengambilan jenazah akan bisa dilakukan dalam waktu 90 menit.

"Bagi kami diperlukan waktu 20 menit untuk ke sana. Kami bisa mengangkat jenazah dan kembali dalam waktu 90 menit." kata Law kepada televisi Selandia Baru.

"Saya tahu dimana jenazah itu berada, dan kondisi sekarang ini menurut saya bagus untuk mengambil mereka."

 

Enam orang sejauh ini dipastikan tewas setelah gunung tersebut meletus hari Senin, dengan delapan orang lainnya masih hilang dan diperkirakan juga tewas.

Pemantauan dari udara menunjukkan tidak adanya tanda-tanda kehidupan di pulau tersebut.

Menteri Polisi Selandia Baru Stuart Nash mengatakan pihak berwenang masih mempertimbangkan resiko keamanan bagi tim penyelamat yang akan dikerahkan.

"Ini bukannya polisi tidak mau bertindak. Polisi harus memastikan petugas yang dikerahkan ke sana tidak akan mengalami hal yang membahayakan mereka." katanya kepada polisi setempat.

Badan Survei Geologi Selandia Baru mengatakan kemarin bahwa kemungkinan adanya letusan baru adalah 50 persen.

 

Salah satu korban sudah diidentifikasi adalah pemandu wisata berpengalaman Hayden Marshall-Inman yang dikenang oleh rekan-rekananya sebagai seseorang yang selalu mementingkan keselamatan orang lain.

Salah seorang rekannya Eruera Stephens mengatakan dia tidak meragukan bahwa temannya tewas dalam letusan ketika sedang membantu yang lain.

"Dia selalu berusaha membantu yang lain. Dia pasti akan memastikan seluruh yang lain meninggalkan pulau itu sebelum dia." kata Stephen.

Selain Hayden Marshall-Inman asal Selandia Baru, dari enam korban tewas, dua orang sudah dipastikan berasal dari Australia.

Mereka adalah ibu dan anak Julie Richards (47 tahun) dan putrinya Jessica Richards (20 tahun), yang berasal dari Brisbane (Queensland).

Keluarga korban mengatakan kepada ABC bahwa mereka sudah mendapat pemberitahuan dari pihak berwenang mengenai hal tersebut.

Ibu dan anak itu mengikuti tur untuk melihat White Island sebagai bagian dari liburan kapal pesiar Ovation of the Seas.

 

Kapal pesiar yang sebelumnya membawa penumpang yang kemudian menjadi korban letusan, sekarang sudah meningalkan lokasi kejadian.

Sebelumnya kapal itu berlabuh di Tauranga, di Teluk Bay of Plenty, sejak letusan karena polisi melakukan penyelidikan awal.

Kapal itu sekarang sudah berlayar dan menuju ke ibukota Selandia Baru Wellington, yang kemudian akan kembali ke Australia di akhir pekan dan diperkirakan tiba di Sydney hari Senin.

Enam orang tewas, dan belasan mengalami luka-luka

Jumlah korban tewas yang pada awalnya lima orang, sekarang meningkat menjadi enam setelah seorang turis yang pada awalnya berhasil diselamatkan meninggal di rumah sakit.

"Korban tersebut sebelumnya dirawat di Rumah Sakit Middlemore," kata polisi.

Empat puluh tujuh turis - kebanyakan berasal dari kapal pesiar Ovation of the Sea - dan pemandu mereka berada di pulau tersebut ketika gunung meletus.

Enam yang tewas termasuk dalam 23 orang yang sudah dievakuasi dari pulau tersebut dengan tiga korban tewas berasal dari Australia.

Menteri Luar Negeri Australia Marise Payne mengatakan 13 orang yang dibawa ke rumah sakit adalah warga Australia.

Lihat berita selengkapnya dalam bahasa Inggris di sini

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement