Sabtu 14 Dec 2019 09:01 WIB

Presiden Terpilih Aljazair Berkomitmen Buka Dialog

Tebboune menjadi presiden terpilih Aljazair setelah penyelenggaraan pemilu pada Kamis

Rep: Puti Almas/ Red: Esthi Maharani
Ribuan demonstran Aljazair berkumpul di Aljir, Jumat (5/4). Rakyat Aljazair berhasil menumbangkan presiden Abdelaziz Bouteflika yang berkuasa selama 20 tahun.
Foto: AP Photo/Toufik Doudou
Ribuan demonstran Aljazair berkumpul di Aljir, Jumat (5/4). Rakyat Aljazair berhasil menumbangkan presiden Abdelaziz Bouteflika yang berkuasa selama 20 tahun.

REPUBLIKA.CO.ID, ALJAZAIR — Presiden terpilih Aljazair Abdelmadjid Tebboune mengatakan telah berkomitmen untuk membuka dialog dengan kelompok-kelompok yang melakukan demonstrasi di seluruh wilayah negara itu, Jumat (13/12). Ia juga mengklaim bahwa di bawah kepemimpinannya akan tercipta perubahan dan tidak akan ada tindakan balas dendam, pengecualian, dan marginalisasi.

Tebboune menjadi presiden terpilih Aljazair setelah penyelenggaraan pemilu pada Kamis (12/12). Ia yang menjadi pemimpin kedelapan di negara Afrika itu mengatakan bahwa memiliki sejumlah prioritas di awal masa jabatannya sebagai presiden, yaitu membuka dialog dengan berbagai elemen dalam gerakan protes yang telah melanda sejak 22 Februari.

Pria berusia 74 tahun itu juga menekankan bahwa program selama masa jabatannya akan menciptakan perubahan radikal dengan memecahkan sistem pemerintahan yang lama. Tebboune juga mengungkapkan salah satu prioritasnya adalah membuat konstitusi baru dan menetapkan referendum populer.

Menurut Tebboune, dialog berskala luas dengan seluruh komponen masyarakat, , termasuk akademisi, ekonom, politisi, masyarakat sipil dan intelektual, akan menjadi tonggak rancangan konstitusi baru Aljazair. Ia menambhakan bahwa undang-undang pemilu baru akan dibuat, yang kemungkinan juga diikuti dengan pemilihan parlemen dan regional.

Selain itu, mantan Menteri Perumahan Aljazair ini juga mengatakan bahwa akan berkomitmen meningkatkan ekonomi yang tertinggal di negara itu dengan memperlambat erosi cadangan, khususnya melacak faktur yang meningkat dengan tujuan membatasi tagihan impor. Ia juga berjanji memerangi korupsi dan semua pihak yang terlibat di dalamnya.

“Saya berkomitmen untuk mengambil kembali dana publik besar yang dijarah oleh mantan pejabat pemerintah dan pengusaha,” ujar Tebboune yang mengacu pada era mantan presiden Bouteflika, dilansir //Xinhua//, Sabtu (14/12).

Tebboune juga mengumumkan bahwa tidak akan membentuk partai politik atau gerakan politik lainnya. Ia mengatakan misi utamanya adalah mengembalikan prestise, integritas, kemurnian, dan kredibilitas negara untuk rakyat.

Tebboune terpilih sebagai presiden kedelapan Aljazair, sejak negara ini merdeka pertama kali dari Prancis pada 1962. Ia meraih suara mayoritas 58,15 persen dalam pemilihan presiden beberapa hari lalu dan resmi dinyatakan sebagai pemimpin baru negara itu pada Jumat (13/12).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement