Rabu 25 Dec 2019 18:10 WIB

Warga Filipina Rayakan Natal di Tengah Topan

Ribuan orang dievakuasi di wilayah Filipina Tengah akibat Topan Phanfone.

Rep: Dwina Agustin/Puti Almas/ Red: Nur Aini
Angin Topan (ilustrasi)
Foto: AP
Angin Topan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Filipina menghadapi topan dengan angin kencang dan hujan lebat pada Rabu (25/12). Menurut Pejabat Penangan Bencana, kondisi tersebut menghancurkan rumah-rumah, memutus aliran listrik, dan membuat para wisatawan terlantar ketika menikmati momen Natal.

Topan Phanfone mendapatkan peringkat 2 dari Tropical Storm Risk. Cuaca yang tidak bersahabat itu menghembuskan angin maksimum 120 km per jam dengan tiupan hingga 150 km per jam ketika mendarat di provinsi timur Samar pada Selasa.

Baca Juga

Ribuan orang terdampar di pelabuhan yang tertutup atau pusat-pusat evakuasi sementara yang lain berlindung di rumah-rumah karena Phanfone menyeberang dari satu pulau ke pulau lain. Lebih dari 4.000 orang telah dievakuasi di wilayah Visayas Timur di Filipina tengah. Hingga saat ini, belum ada laporan kabar korban jiwa.

"Itu menakutkan. Jendela kaca pecah dan kami berlindung di tangga," kata warga Filipina Ailyn Metran setelah dia dan anaknya yang berusia empat tahun menghabiskan malam di kantor dinas cuaca setempat di mana suaminya bekerja, dikutip dari The Guardian.

Pejabat pertahanan sipil menyatakan, lebih dari 10.000 orang menghabiskan malam di sekolah, gimnasium, dan gedung-gedung pemerintah. Gedung-gedung tersebut diubah menjadi pusat-pusat evakuasi ketika topan pertama kali tiba pada Selasa.

Gambar yang diposting oleh penduduk Tanauan, provinsi Leyte, bernama Paul Cinco menunjukkan hembusan kuat dan kerusakan yang disebabkan semalam. "Buntutnya tentu saja membuat kami sedih karena ini adalah Hari Natal, tetapi itu tidak terasa seperti Natal, tetapi kami diberkati untuk selamat, tidak ada kehancuran besar atau korban yang dilaporkan," katanya.

Lebih dari 20 ribu penumpang dan 157 kapal terdampar di pelabuhan pada Rabu. Setidaknya 60 penerbangan domestik telah dibatalkan. Media lokal melaporkan, 100 rumah di jalur badai hancur dalam semalam.

Topan Phanfone telah menghancurkan rumah-rumah, serta memadamkan aliran listrik di banyak kota di wilayah tengah Filipina. Meski demikian, hingga saat ini belum ada korban jiwa yang dilaporkan dalam bencana. Meski kekuatan angin lebih lemah, Phanfone memiliki rute yang sama dengan topan super Haiyan, yang sebelumnya melanda negara itu. 

Rata-rata 20 topan melintasi Filipina setiap tahun, dengan badai menjadi lebih ganas dalam beberapa tahun terakhir. Lebih dari 6.000 orang tewas dan 200 ribu rumah hancur ketika Topan Haiyan, badai terkuat yang pernah terjadi di Filipina, menghantam pulau-pulau tengah Leyte dan Samar enam tahun lalu. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement