Jumat 27 Dec 2019 23:01 WIB

Penyebab Jatuhnya Pesawat di Kazakhstan Belum Diketahui

Pesawat Bek Air jatuh tak lama setelah tinggal landas dari Bandara Almaty.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Andri Saubani
Tim SAR dan petugas keamanand di lokasi jatuhnya pesawat di Almaty, Kazakhstan, Jumat (27/12).
Foto: Pavel Mikheyev/Reuters
Tim SAR dan petugas keamanand di lokasi jatuhnya pesawat di Almaty, Kazakhstan, Jumat (27/12).

REPUBLIKA.CO.ID, ALMATY -- Sebuah pesawat yang membawa 100 penumpang beserta awak jatuh di dekat kota Almaty, Kazakhstan pada Jumat (27/12). Kecelakaan ini telah menewaskan 12 orang dan 54 orang lainnya menjalani perawatan di rumah sakit karena cedera, serta 10 orang dalam kondisi kritis.

Wakil Perdana Menteri Kazakhstan, Roman Sklyar menyatakan, penyebab kecelakaan belum diketahui. Sementara, pihak berwenang sedang meninjau apakah kecelakaan tersebut merupakan kesalahan pilot atau kegagalan teknis.

Pesawat Fokker 100 yang dioperasikan oleh Bek Air mendapatkan masalah tak lama setelah lepas landas dari Bandara Internasional Almaty. Pesawat tersebut berangkat sebelum fajar dengan tujuan ke ibu kota Nur-Sultan, yang sebelumnya dikenal dengan Astana. Komite Penerbangan Sipil menyatakan, pesawat kehilangan kendali saat lepas landas dan menerobos pagar beton, sebelum menabrak gedung berlantai dua.

"Sebelum jatuh, pesawat menyentuh landasan pacu dengan ekornya dua kali, dan gear ditarik kembali. Komisi Penerbangan Sipil akan menetapkan apakah ini kesalahan pilot atau masalah teknis. Landasan pacu berada dalam kondisi ideal," ujar Sklyar.

Seorang penumpang yang selamat mengatakan kepada situs berita Tengri News bahwa dia mendengar suara yang menakutkan sebelum pesawat kehilangan kendali. Dia menyatakan, pesawat tersebut terbang miring dan seluruh penumpang berteriak.

“Pesawat itu terbang miring. Semuanya seperti di film; berteriak,orang-orang menangis, ” kata penumpang selamat itu tanpa menyebutkan namanya.

Korban selamat lainnya, seorang pengusaha Aslan Nazaraliyev mengatakan kepada surat kabar Vremya bahwa pesawat mulai bergetar sambil naik ke ketinggian sekitar dua menit setelah lepas landas. Dia menambahkan, pesawat tidak jatuh secara vertikal tetapi miring.

“Awalnya sayap kiri tersentak sangat keras, lalu kanan. Pesawat terus naik ke ketinggian, gemetar cukup parah, dan kemudian turun," kata Nazaraliyev.

Pihak berwenang menutup lokasi kecelakaan di desa Almerek, tepatnya di luar ujung landasan. Namun Bandara Internasional Almaty tetap beroperasi. Di bandara tersebut tampak antrian sejumlah orang yang ingin mendonorkan darahnya bagi korban luka-luka.

Presiden Kazakhstan, Kassym-Jomart Tokayev menyatakan belasungkawa kepada para korban dan keluarga mereka. Tokayev menyatakan 28 Desember sebagai hari berkabung nasional dan menunjuk Perdana Menteri Askar Mamin untuk memimpin penyelidikan.

"Mereka yang bertanggung jawab akan menghadapi hukuman berat sesuai dengan hukum," ujar Tokayev.

Pesawat Fokker-100, merupakan sebuah pesawat jet turbofan yang berukuran sedang. Pesawat ini dilaporkan telah berusia 23 tahun, dan beberapa waktu lalu disertifikasi untuk beroperasi pada bulan Mei 2019.

Perusahaan yang memproduksi pesawat bangkrut pada tahun 1996 dan produksi Fokker-100 berhenti pada tahun berikutnya. Semua penerbangan Bek Air dan Fokker-100 di Kazakhstan ditangguhkan sambil menunggu penyelidikan.

Catatan keamanan udara Kazakhstan terbilang tidak bersih. Pada tahun 2009, semua maskapai Kazakhstan, kecuali Air Astana dilarang beroperasi di Uni Eropa, karena mereka tidak memenuhi standar keselamatan internasional. Larangan itu kemidian dicabut pada 2016.

sumber : AP, Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement