REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Seorang seniman Manga (komik) Jepang membuat seri manga yang mengangkat kisah tentang penderitaan muslim Uighur di China. Diberi judul "Apa yang Terjadi pada Saya", seri manga buah karya Tomomi Shimizu (50 tahun) kini viral dan telah dibaca lebih dari 330 ribu kali secara daring.
Manga yang dibuat oleh Shimizu menceritakan tentang Mihrigul Tursun, seorang wanita Uighur yang sekarang tinggal di Amerika Serikat dan mengatakan dia sempat dipukuli dan ditahan di China karena menjadi seorang Uighur. Manga itu telah diterjemahkan ke dalam 10 bahasa termasuk Mandarin, Uighur, dan Inggris.
"Masalah Uighur telah dikenal luas di kalangan orang-orang yang terjun ke dunia politik. Namun sedikit yang diketahui di kalangan masyarakat umum. Kesenjangan dan ketidakadilannya mengejutkan,” ungkap Shimizu, dilansir Reuters, Senin (30/12).
"Saya memutuskan menggunakan manga untuk membantu mengabarkan kisah minoritas Uighur. Karena saya percaya manga memiliki kekuatan untuk menyampaikan sesuatu kepada orang-orang dengan cara yang mudah dipahami," kata Shimizu.
Dalam komik, Mihrigul Tursun diceritakan telah ditahan oleh otoritas China meskipun tidak melakukan kejahatan. Tursun ditahan dan disiksa dalam 3 kesempatan antara 2015 sampai 2017, dia juga dipisahkan dari anak kembar tiganya.
Setelah penahanan ketiga, dia bertanya mengapa dia harus menghadapi begitu banyak kesulitan dan siksaan. Seorang pejabat mengatakan: "Itu karena Anda Uighur".
"Ada orang yang membutuhkan bantuan sekarang, orang yang mengalami kesulitan setiap hari. Untuk itulah manga ini saya buat," kata Shimizu.
Dia mengunggah Manga "Apa yang Terjadi pada Saya" pertama kali di akun Twitter-nya pada 31 Agustus 2019. Tidak lama kemudian, banyak orang yang memesan manga tersebut dan di-retweet sebanyak 8.000 kali dalam beberapa jam.
Selain melalui manga, Shimizu juga cukup aktif menyuarakan kritiknya terkait Uighur terhadap China. Namun menurut dia, kritik itu tidak untuk mencoreng nama China.
Edisi manga tentang Uighur karya Shimizu, juga mendapat apresiasi dari berbagai pihak salah satunya Ketua Asosiasi Uyghur Jepang, Ilham Mahmud.
"Manga Shimizu telah memainkan peran yang tak ternilai untuk memberitahu dunia tentang masalah Uighur," kata Mahmud.
Perserikatan Bangsa-Bangsa dan kelompok hak asasi manusia memperkirakan ada sekitar 1 juta sampai 2 juta muslim Uighur telah ditahan yang diklaim pemerintah China sebagai reedukasi. Penahanan itu sebagai bagian dari apa yang disebut Beijing sebagai kampanye antiterorisme.
China mengatakan Xinjiang menghadapi ancaman dari militan dan separatis Islamis. Beijing menolak tuduhan penganiayaan dan menyangkal penahanan massal. Negara itu mengatakan pihaknya hanya berusaha untuk mengakhiri ekstremisme dan kekerasan di Xinjiang melalui pendidikan dan menawarkan kepada Uighur prospek pekerjaan yang lebih baik dengan pelatihan kejuruan.