Sabtu 04 Jan 2020 16:32 WIB

Indonesia Minta AS dan Iran Tahan Diri Pascaserangan di Irak

AS meluncurkan serangan yang menewaskan jenderal militer Iran.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden Iran Hassan Rouhani.
Foto: AP
Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden Iran Hassan Rouhani.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menyusul eskalasi ketegangan di Irak usai Amerika Serikat (AS) meluncurkan serangan yang menewaskan seorang jenderal militer Iran, Qassem Soleimani, pada Jumat (3/1) lalu, Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI mendesak semua pihak untuk menahan diri. Indonesia juga menyampaikan keprihatinan terhadap eskalasi situasi di Irak

“Kami mendesak seluruh pihak untuk menahan diri dari tindakan-tindakan yang dapat semakin memperburuk situasi,” demikian dikatakan dalam pernyataan tertulis Kementerian Luar Negeri yang diterima di Jakarta, Sabtu (4/1).

Baca Juga

Kemenlu meminta warga negara Indonesia yang berada di Irak untuk terus berhati-hati. “Apabila (WNI) membutuhkan bantuan darurat, dapat menghubungi Kedutaan Besar Indonesia. Kedubes Indonesia di Baghdad memiliki hotlinedi nomor +9647500365228,” ujar Kemlu RI.

Seperti diberitakan sebelumnya, Amerika Serikat membunuh komandan militer kenamaan Iran, Qassem Soleimani dalam serangan semalam di Irak yang direstui Presiden AS Donald Trump. Seorang pejabat senior administrasi Trump mengatakan Soleimani telah merencanakan serangan segera terhadap personel AS di Timur Tengah.

Soleimani, seorang jenderal berusia 62 tahun yang mengepalai pasukan Penjaga Revolusi Iran di luar negeri, dianggap sebagai tokoh paling kuat kedua di negara itu setelah Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement