REPUBLIKA.CO.ID, HANOI — Maskapai Vietnam Airlines kehilangan pendapatan 10,8 juta dolar AS atau sekitar Rp 137 miliar (dengan kurs Rp 13.700 per dolar AS) per pekan. Hal itu terjadi akibat wabah virus corona atau Covid-19.
“Epidemi telah secara signifikan mengurangi permintaan perjalanan wisawatan domestik dan internasional di jaringan Vietnam,” kata Vietnam Airlines dalam sebuah pernyataan pada Kamis (13/2).
Sejak akhir Januari, Vietnam Airlines telah menangguhkan semua penerbangan dari dan ke China. Sebanyak 70 ribu pengunjung antara kedua negara terdampak oleh kebijakan tersebut. Saat ini, Vietnam Airlines sedang mengurangi operasi. Mereka pun berupaya memangkas biaya keluar guna mencapai hasil keuangan yang positif tahun ini.
Pada Rabu (12/2) lalu, Pemerintah Vietnam mengatakan sejauh ini wabah Covid-19 telah menyebabkan Vietnam Airlines kehilangan pendapatan sebesar 10 triliun dong. Kasus infeksi Covid-19 juga terus meningkat di Hubei. Pada Kamis, otoritas kesehatan di sana mencatat adanya 14.840 kasus baru.
Sebelumnya para pejabat setempat mengklaim telah mengadopsi metodologi baru untuk menghitung infeksi. Belum jelas bagaimana metodologi itu mempengaruhi hasil atau mengapa angka kematian meningkat tajam. Pada Rabu lalu, jumlah korban meninggal akibat Covid-19 mencetak rekor baru, yakni mencapai 242 orang. Rekor sebelumnya tercatat pada Senin (10/2) saat 103 orang meninggal.
Sejauh ini korban meninggal akibat Covid-19 telah mencapai lebih dari 1.300 jiwa. China masih menangani sedikitnya 45 ribu pasien yang terinfeksi virus tersebut.