Rabu 26 Feb 2020 13:34 WIB

Kontroversi Pembukaan Danau Gokyo Himalaya untuk Wisata

Danau air tawar Gokyo memiliki makna religius bagi umat Hindu dan Buddha.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Dwi Murdaningsih
Danau Goyko.
Foto: goykotreksnepal
Danau Goyko.

REPUBLIKA.CO.ID, EVEREST -- Bulan Februari membuat danau Gokyo di dekat base camp Everest di Nepal beku.  Peristiwa ini menjadi pemandangan yang sangat berbeda dan menarik banyak atlet dari luar negeri untuk menjajal arena tersebut dan menimbulkan kontroversi.

Para atlet dari Kanada, Rusia, India dan Amerika Serikat melakukan skating dan memainkan pertandingan hoki es. Namun, sebelum mereka mencapai gerbang ke Everest, muncul kontroversi.

Baca Juga

Beberapa orang Nepal tidak senang dengan acara yang diselenggarakan oleh Visit Nepal 2020. Agenda inisiatif pemerintah untuk meningkatkan pariwisata di negara Himalaya itu nyatanya tidak mendapatkan dukungan dari masyarakat sekitar.

Sebanyak 1,19 juta wisatawan mengunjungi wilayah Himalaya tahun lalu dan pemerintah berharap bahwa dengan inisiatif ini jumlahnya akan meningkat menjadi dua juta. Hanya saja, program ini tidak dibarengi dengan dukungan oleh warga setempat.

Dikutip dari Aljazirah, pertentangan ini karena danau air tawar itu memiliki makna religius bagi umat Hindu dan Buddha. Di bawah bulan purnama Agustus, umat Hindu memadati daerah itu untuk mandi suci dan merasa tidak pantas ketika justru digunakan untuk hal lainnya.

Sherpa Ang Kai, warga setempat mengatakan, dia terkejut pemerintah mempertimbangkan untuk mengizinkan orang masuk ke danau. Sherpa Kai bukan hanya yang keberatan atas keputusan pemerintah membuka akses untuk orang luar datang, bahkan melakukan kegiatan di atas danau.

"Itu adalah danau yang mengabulkan harapan. Kita pergi, berdoa dan menyalakan dupa. Ini bukan untuk bermain," ujarnya.

Sherpa Nga Tempa menyatakan ketidaksukaan atas keputusan yang disebut mencemari danau. Sherpa Tempa memiliki ide sendiri bagaimana meningkatkan pariwisata. Dia justru meminta pemerintah menyediakan penerbangan dan internet yang lebih baik untuk pariwisata.

"Kita dapat berbicara tentang peningkatan pariwisata tetapi tanpa infrastruktur, apa gunanya?" ujarnya.

Penerbangan ke Lukla sering dibatalkan karena garis pandang yang terbatas dengan perubahan cuaca. Kondisi ini pun yang menetapkan Bandara Tenzing Hillary di Lukla dianggap paling berbahaya di dunia.

Pemerintah Nepal  menyatakan penarikan atlet untuk memanfaatkan danau yang ada di Taman Nasional Sagarmatha ini untuk mengembangkan Visit Nepal 2020. "Kami berusaha menunjukkan potensi lebih banyak orang untuk datang ke Gokyo," kata koordinator nasional Visit Nepal 2020 yang merupakan bagian dari Kementerian Pariwisata, Suraj Vaidya.

Dengan ketinggian hampir 5.000 meter merupakan titik tertinggi di mana acara olahraga semacam itu pernah diadakan. Untuk acara tersebut, para atlet melakukan perjalanan selama dua minggu untuk mencapai Gokyo.

Situs Warisan Dunia UNESCO ketika musim dingin membeku hingga ketebalan dua meter dengan suhu turun menjadi dua digit negatif. Pihak berwenang dari Visit Nepal 2020 merasa sangat sulit untuk mendapatkan izin untuk acara tersebut dari pihak berwenang setempat dan departemen taman nasional.

Pejabat Kementerian Pariwisata telah membela keputusan yang dilakukan dengan alasan bahwa Everest sendiri sama-sama suci tetapi sekarang merupakan gunung yang sangat komersial. Pemerintah mengenakan biaya 11.000 dolar AS untuk izin pendakian, tidak termasuk biaya lainnya. Pada 2019, pemerintah menghasilkan lebih dari 400.000 dolar AS untuk izin Everest saja.

"Kita perlu menjelajahi daerah-daerah baru sambil menghormati sentimen mereka dan membiarkan mereka memahami bahwa kita tidak menghancurkan apa yang mereka yakini," kata Vaidya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement