Sabtu 29 Feb 2020 10:37 WIB

Virus Corona: Hampir 2.000 Jamaah Umroh RI Batal Berangkat

Otoritas di Riyadh tak memberitahu berapa lama larangan sementara jamaah berlangsung.

Red:
.
.

Diperkirakan hampir 2.000 jamaah asal Indonesia tidak jadi berangkat umroh, setelah Arab Saudi telah melarang jemaah dari sejumlah negara untuk masuk ke negaranya sebagai upaya mencegah penyebaran virus corona.

Pelarangan sementara mulai diberlakukan sejak Kamis (27/02), setelah sebelumnya ditemukan ada 330 kasus virus corona di kawasan Timur Tengah, dengan paling banyak di Iran.

Baca Juga

Pihak otoritas di Riyadh tidak memberitahu berapa lama pelarangan sementara jamaah asal luar negeri masuk negaranya. Mereka hanya menjelaskan jamaah luar negeri tidak diperbolehkan masuk ke kota Makkah dan Madinah untuk sementara.

Keputusan ini diambil karena pihak Kerajaan Arab masih mengawasi dengan ketat penyebaran virus corona. Hari Kamis (27/02), telah beredar sebuah video yang menunjukkan kekecewaan jamaah asal Indonesia yang siap berangkat, namun dibatalkan.

Koper-koper yang sudah melewati proses 'check in', boarding pass yang sudah tercetak, namun saat di ruang tunggu diumumkan bahwa mereka tidak jadi dibatalkan, beberapa saat setelah Arab Saudi mengumumkan pelarangan.

 

Kementerian Agama RI mengadakan rapat koordinasi dengan sejumlah kementerian terkait, hari Jumat (28/02), untuk membahas penanganan jamaah umrah setelah pelarangan diberlakukan.

"Jemaah yang terdampak karena tidak berangkat pada 27 Februari 2020 sebanyak 1.948 jamaah .... yang diangkut oleh 7 maskapai penerbangan," demikian pernyataan dalam materi pembahasan yang diterima ABC Indonesia.

Disebutkan pula bahwa pemerintah meminta agar tidak membebankan biaya tambahan kepada jamaah atas penundaan keberangkatan umrah.

Penyelenggara umrah juga diminta untuk melakukan penjadwalan ulang serta negosiasi ulang dengan penyedia layanan di Arab Saudi, seperti hotel dan katering.

Tak hanya itu pemerintah meminta maskapai penerbangan untuk tidak menghanguskan tiket keberangkatan dan kepulangan jamaah yang terdampak akibat pelarangan sementara masuk Arab Saudi.

Salah satu agen umrah di Bandung mengatakan kepada ABC Indonesia mengatakan agar jamaah bisa tetap tenang dan "berbesar hati" agar keberangatannya dijadwal ulang.

"Bukan salah jamaah, bukan salah penyelenggara umrah," ujar Hj Teti Sofiyah dari PT Omara Berkah Nugraha Bandung.

"Mudah-mudahan jemaah bisa berbesar hati menerima ini semua dan bisa menjadwalkan kembali serta membicarakannya dengan biro travel," ujar Teti.

"Saya juga berharap para vendor untuk bisa saling membantu agar tidak menghanguskan uang dan tidak ada yang dirugikan," tambah pemilik Omara Tours tersebut.

Setiap tahunnya hampir 7 juta jamaah umroh menjalankan ibadah di Makkah dan Madinah, dengan kebanyakan masuk dari kota Jeddah dan Madinah.

Dari pantauan ABC Indonesia di beberapa media di Timur Tengah, disebutkan jika pelarangan masuknya jamaah dari beberapa negara sebagai sebuah "kebijakan yang belum pernah terjadi sebelumnya".

Warga negara Saudi dan warga dari Dewan Kerjasama Teluk (GCC) juga tidak diperbolehkan untuk mengunakan kartu identitas mereka untuk masuk dan keluar Arab Saudi untuk sementara.

Kecuali bagi warga Saudi yang hendak pulang atau warga GCC yang akan pulang ke negaranya masing-masing.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement