REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Pihak berwenang Palestina mengkonfirmasi adanya kasus virus corona di Tepi Barat. Menteri Kesehatan Palestina, Mai Al Kaileh mengatakan, tujuh warga Palestina dinyatakan positif terinfeksi virus corona atau Covid-19.
"Tujuh orang warga Palestina saat ini sedang dikarantina," ujar Al Kaileh, dilansir Anadolu Agency, Jumat (6/3).
Al Kaileh mengatakan, pemerintah akan menetapkan status darurat di Betlehem dan Jericho. Dengan demikian, seluruh lembaga pendidikan dan pusat pelatihan di Kegubernuran Betlehem akan ditutup selama 14 hari.
Semua masjid dan gereja, termasuk gereja Nativity di Bethlehem juga ditutup selama dua minggu. Sebelumnya, Kementerian Kesehatan Palestina mengumumkan keadaan darurat di kota Betlehem dan Jericho, di Tepi Barat atas dugaan kasus virus corona. Kementerian Kesehatan mengatakan, sebuah hotel di Betlehem telah dikarantina karena diduga terdapat kasus infeksi virus corona.
Di sisi lain, Kementerian Kesehatan Israel mengkonfirmasi kasus baru coronavirus di Yerusalem Timur yang diduduki, sehingga jumlah totalnya menjadi 16. Virus corona telah menyebar ke lebih dari 80 negara dan menginfeksi lebih dari 95 ribu orang. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat, virus corona telah merenggut lebih dari 3.200 nyawa secara global.
Sebagai bagian dari upaya untuk mencegah wabah virus corona, sebagian besar negara menutup perbatasan dan menangguhkan layanan transportasi darat serta udara dengan negara-negara lain yang paling parah terkena dampaknya, seperti Korea Selatan, Italia, dan China. WHO telah menyatakan wabah virus corona sebagai darurat kesehatan internasional.