REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) China mempertanyakan alasan peluncuran proyektil yang dilakukan Korea Utara (Korut) pada Senin (9/3) pagi. Atas peristiwa itu, China menyerukan semua pihak mematuhi konsultasi dan dialog untuk mencapai perdamaian di Semenanjung Korea.
Juru bicara Kemenlu China Geng Shuang menyatakan, China mendorong agar perdamaian terus terjaga. Mereka pun merasa penasaran dengan keputusan Korut kembali meluncurkan beberapa proyektil jarak dekat ke laut.
Militer Korea Selatan (Korsel) menyatakan, Korut kembali melontarkan proyektil. Tembakan ini terjadi sepekan setelah negara tersebut menembakkan rudal balistik jarak dekat yang telah disanggah saudara perempuan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un, Kim Yo-jong.
Penembakan proyektil ini terjadi dari daerah Sondok di Provinsi Hamgyong Selatan. Korea Selatan pun masih memantau aktivitas lanjutan Korut yang mungkin saja melakukan kembali tindakan yang sama.
Korut melakukan serangkaian uji coba senjata akhir tahun lalu, yang terakhir pada November. Kegiatan itu diklaim sebagai sistem peluncuran roket ganda, sementara yang lain menyebutnya rudal balistik.
Pada pertemuan Workers' Party of Korea di akhir Desember lalu, Kim menyatakan Pyongyang tidak lagi terikat moratorium tes nuklir dan balistik antarbenua. Dia mengancam akan menunjukkan senjata strategis baru dengan segera.