Rabu 11 Mar 2020 12:26 WIB

Kematian Akibat Virus Corona di Italia Naik Hingga 36 Persen

Jumlah kematian akibat virus corona di Italia telah mencapai 631 jiwa.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Nur Aini
Papan berisi pengumuman penutupan Coloseum di Roma, Italia. Pemerintah sudah menerapkan karantina di sejumlah wilayah Italia untuk mengurangi penyebaran corona.(AP)
Foto: AP
Papan berisi pengumuman penutupan Coloseum di Roma, Italia. Pemerintah sudah menerapkan karantina di sejumlah wilayah Italia untuk mengurangi penyebaran corona.(AP)

REPUBLIKA.CO.ID, ROMA -- Korban meninggal dunia akibat virus corona jenis baru atau Covid-19 di Italia melonjak 36 persen, Rabu (11/3). Badan Perlindungan Sipil Italia megatakan, angka kematian naik 168 per hari ini, sehingga menjadikan total kematian akibat corona di Italia menjadi 631 jiwa.

Kenaikan jumlah kematian itu merupakan yang terbesar sejak penularan terungkap pada 21 Februari lalu. Menurut Reuters, dan worldometers, jumlah total kasus di Italia naik menjadi 10.149 dari sebelumnya 9.172 yang meningkat 10,7 persen.

Baca Juga

Italia merupakan negara Eropa paling terpukul atas wabah virus corona. Total kasus di Italia menjadi nomor dua terbanyak setelah China sebagai pusat penyebaran virus.

Kepada Badan Perlindungan Sipil mengatakan, sebanyak 1.004 pasien yang sebelumnya didiagnosis corona kini sembuh. Angka pasien sembuh juga naik, dari hari sebelumnya sebanyak 724 orang yang sembuh. Sementara, sekitar 877 orang berada dalam perawatan intensif.

Pemerintah Italia telah memberlakukan penutupan untuk karantina warga di beberapa wilayah guna mengendalikan penyebaran wabah virus. Italia juga telah memberlakukan pembatasan perjalanan bagi 60 juta warganya.

Pembatasan perjalanan tersebut akan berlaku hingga 3 April mendatang. Dengan mengambil tindakan demikian, Italia memperluas zona karantina di negaranya.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengapresiasi langkah yang diambil Italia guna menekan penularan Covid-19. "Mereka membuat pengorbanan yang tulus. WHO berdiri dalam solidaritas dengan Italia," ujar Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus melalui Twitter pribadinya, kemarin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement