Rabu 11 Mar 2020 16:44 WIB

Thailand Batalkan Pembebasan Visa untuk 18 Negara

Thailand membatalkan pembebasan Visa on Arrival (VoA) untuk 18 negara

Rep: Dwina Agustin/ Red: Christiyaningsih
Wisata Thailand. Thailand membatalkan pembebasan Visa on Arrival (VoA) untuk 18 negara. Ilustrasi.
Foto: Traveltourismthailand
Wisata Thailand. Thailand membatalkan pembebasan Visa on Arrival (VoA) untuk 18 negara. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Thailand membatalkan pembebasan Visa on Arrival (VoA) untuk 18 negara pada Rabu (11/3). Terdapat tiga negara yang pengajuan visa telah dibatalkan karena penahan penyebaran virus corona di negara tersebut.

Kementerian Luar Negeri Thailand menjelaskan sebelumnya warga negara dari 18 negara atau teritori dapat menggunakan paspor atau dokumen perjalanan untuk mengajukan VoA di pos pemeriksaan imigrasi Thailand. Negara tersebut adalah Bulgaria, Bhutan, China (termasuk Taiwan), Siprus, Etiopia, Fiji, Georgia, India, Kazakhstan, Malta, Meksiko, Nauru, Papua Nugini, Rumania, Rusia, Arab Saudi, Uzbekistan, dan Vanuatu.

Baca Juga

Sedangkan pembatalan pemberian visa untuk tiga negara yaitu, Korea Selatan, Italia, dan Hong Kong. Pembatalan VoA dan visa pada negara-negara tersebut seiring dengan meningkatnya penyebaran virus corona di banyak negara.

Dikutip dari Bangkok Post, sebelum pemberlakuan pembatalan VoA dan visa, jumlah kedatangan wisatawan di Thailand telah turun 44,3 persen pada Februari dari tahun sebelumnya. Otoritas Pariwisata Thailand (TAT) menyatakan kondisi ini tidak bisa dipungkiri karena penyebaran virus corona.

Dikutip dari Worldometer, saat ini sudah terdapat 119 negara dan wilayah yang ditemukan kasus infeksi virus corona. Jumlah secara global untuk kasus yang terinfeksi mencapai 119.292 kasus dengan 4.300 orang telah meninggal dunia.

Thailand telah menemukan kasus infeksi sebanyak 59 kasus dengan penambahan terbaru sebanyak enam kasus. Sedangkan korban meninggal dunia sebanyak satu orang dengan 34 orang telah dinyatakan sembuh.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement