Rabu 18 Mar 2020 09:22 WIB

Argentina Berupaya Lindungi 10.000 Lansia dari Corona

Argentina meminta para lansia di atas usia 60 tahun tinggal di rumah hindari corona.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nur Aini
Ilustrasi Lansia(pixabay)
Foto: pixabay
Ilustrasi Lansia(pixabay)

REPUBLIKA.CO.ID, BUENOS AIRES -- Argentina mencoba untuk menjaga kondisi warga usia lanjut dari penularan virus corona. Sejak akhir pekan lalu, pemerintah telah menekankan untuk meminta kelompok di atas usia 60 tahun tinggal di rumah.

"Kepada orang-orang yang berusia di atas 65 tahun, kami meminta mereka untuk tinggal di rumah, di tempat yang tenang, untuk menikmati rumah mereka," kata Presiden Argentina Alberto Fernandez.

Baca Juga

Setelah rekomendasi tersebut, beberapa orang tua mencoba menghindari keramaian ketika keluar. Seperti Silvia Romero yang membeli kebutuhan harian lebih pagi dari hari-hari biasanya.

Laki-laki berusia 68 tahun itu telah berbelanja sejak pukul 09.30. Dia mencoba membuat jarak satu meter dengan orang-orang di sekelilingnya untuk menghindari penularan yang sangat rentan baginya.

Romreo memilih untuk tetap melakukan aktivitas, meski dia diminta untuk mempersiapkan kebutuhan medis dan berhak untuk mengambil cuti dari pekerjaan. Bahkan, Fernandez mengatakan, terdapat jam khusus untuk orang lanjut usia di bank, pusat kesehatan, dan layanan lainnya, sehingga mereka dapat melanjutkan hidup di tengah-tengah krisis kesehatan.

Toko bahan makanan sudah mulai dibuka lebih awal untuk orang berusia di atas 65 tahun. Sementara, bank telah menyesuaikan aturan tentang peraturan yang memudahkan pensiunan untuk terus dapat mengklaim jaminan pensiun.

"Apa pun yang mereka butuhkan, jadi mereka tidak harus berurusan dengan batasan, dan yang paling penting, jadi mereka tidak harus berada di ruang ramai di mana mereka mungkin terinfeksi," kata presiden.

Amerika Latin adalah salah satu daerah dengan jumlah kasus Covid-19 yang dilaporkan paling sedikit. Argentina melaporkan 68 kasus dengan dua pasien meninggal dunia pada Rabu (18/3).

Meski perkembangan jumlah kasus cukup lambat, beberapa negara menanggapi dengan serius, seperti pemerintah Argentina yang sudah melakukan pelarangan aktivitas hingga penutupan perbatasan. Upaya itu dilakukan untuk menahan penyebaran virus corona lebih luas lagi.

Pejabat pun memberikan perhatian khusus bagi populasi yang lebih tua melihat kasus yang berkembang di Eropa, khususnya Italia. "Situasi di Italia mengubah tingkat risiko untuk Argentina," ujar ahli epidemiologi dan utusan khusus virus corona WHO di Amerika Latin dan Karibia Dr Mirta Roses.

Roses memperkirakan ada sekitar 10.000 orang yang berusia 100 tahun atau lebih di Argentina. "Kami memiliki populasi yang berumur panjang, tetapi banyak dari mereka dengan pengasuh atau keluarga yang bepergian ke luar negeri, atau dengan keluarga yang datang berkunjung dari luar negeri," katanya.

Selain menerapkan pembatasan kegiatan dan lalu lintas perbatasan, pemerintah pun mendorong perubahan kebiasaan warga. Kebiasaan mencium semua orang di pipi dalam sambutan atau untuk berbagi sedotan logam adalah hal wajar.

"Perilaku itu sulit diubah. Kami melihat bahwa banyak orang mendengarkan kami, dan mereka berubah. Tapi masih ada banyak orang yang tidak memikul tanggung jawab," kata anggota Masyarakat Infeksi Argentina Dr Ricardo Teijeiro dikutip dari Aljazirah.

Mantan presiden Asosiasi Kedokteran Pernafasan Argentina Dr Carlos Luna memuji pendekatan pemerintah baru-baru ini, meski masih menyimpan khawatir. "Saya tidak yakin langkah-langkah ini akan mengurangi ukuran akhir pandemi di Argentina, tetapi saya pikir itu akan membantu menurunkan puncak insiden, dan itu sangat penting," katanya.

Kekhawatiran Luna muncul melihat dari kondisi sistem perawatan kesehatan yang belum sekuat negara-negara maju. Menurutnya, jika Argentina mendapatkan masalah virus corona hanya seperempatnya saja dari yang dihadapi di Italia, maka negara itu dalam masalah serius. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement