REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Koordinator Kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk wilayah Palestina yang diduduki, Jamie McGoldrick menyatakan soal adanya kemungkinan konsekuensi yang mengerikan setelah diketahui kasus positif corona atau Covid-19 di Jalur Gaza yang berada di bawah blokade Israel.
McGoldrick mengatakan kepada UN News bahwa kemungkinan wabah Covid-19 di Gaza bisa menjadi mengerikan. Sebab, ada blokade yang terjadi di sana dalam jangka panjang, wilayah yang padat penduduk, dan terbatasnya fasilitas kesehatan di wilayah tersebut.
Dalam sebuah wawancara yang diterbitkan pada Sabtu kemarin di situs web PBB, McGoldrick menunjukkan sistem kesehatan yang lemah dan tidak memadai di Gaza misalnya dalam hal sumber pendanaan dan peralatan. Namun, dia mengakui, otoritas di Gaza memang terus berhubungan dengan administrasi Palestina dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk perbaikan sistem kesehatan.
Menurut McGoldrick, mereka bekerja dengan donor internasional pada sebuah proyek dengan total anggaran 7 juta dolar AS untuk memenuhi kebutuhan mendesak di Gaza khususnya pada bantuan kemanusiaan selama dua bulan ke depan. Kementerian Kesehatan Palestina mengumumkan dua kasus infeksi virus corona jenis baru atau Covid-19 di Jalur Gaza pada Ahad (22/3). Itu menjadi kasus pertama yang didiagnosis di wilayah tersebut. Kasus infeksi virus corona jenis baru terjadi pada dua warga yang baru kembali dari Pakistan ke Jalur Gaza.